Ikuti Pameran di Jepang, Manufaktur RI Raih Kesepakatan US$ 10 Juta

marketeers article
Ilustrasi pekerja manufaktur, sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan sebanyak sepuluh pelaku industri manufaktur Indonesia meraih kesepakatan bisnis dengan Jepang senilai US$ 10 juta atau setara Rp 115,6 miliar (kurs Rp 15.669 per US$). Kesepakatan tersebut terjalin setelah mengikuti pameran internasional Manufacturing World Osaka (MWO) yang berlangsung pada 2-4 Oktober 2024.

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian menjelaskan terjalinnya kerja sama itu membuktikan teknologi dan inovasi industri dalam negeri sudah makin diakui secara global. Seluruh pelaku industri yang menjalin kesepakatan bisnis, merupakan manufaktur yang telah mengadopsi teknologi 4.0.

BACA JUGA: Hingga Juni 2024, Bank Mandiri Salurkan Kredit Manufaktur Rp 177,37 Triliun

“Melalui ajang tersebut, telah tercapai kesepakatan bisnis lebih dari US$ 10 juta dari kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Jepang,” kata Agus melalui keterangan resmi, Jumat (11/10/2024).

Menurutnya, kesepakatan ini tidak hanya menunjukkan potensi produk Indonesia, tetapi juga kepercayaan dari pihak asing terhadap kualitas dan daya saing industri nasional. Keberhasilan ini menjadi motivasi bagi pelaku industri untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

BACA JUGA: Tumbuh 20,5%, Bank Mandiri Salurkan Kredit Rp 1.532 Triliun

Selama pameran, booth Indonesia berhasil menarik lebih dari 500 pengunjung yang terdiri atas pelaku industri, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya. Antusiasme pengunjung menunjukkan tingginya minat terhadap produk dan teknologi yang ditawarkan oleh pelaku industri Indonesia.

Agus menyebut para co-exhibitor tidak hanya menampilkan produk, tetapi juga memperkenalkan keunggulan teknologi yang diterapkan dalam proses produksi.

“Ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional,” ujarnya.

Sementara itu, Eko S.A. Cahyanto, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) menambahkan keikutsertaan Indonesia merupakan salah satu upaya optimalisasi pemerintah dalam menarik investor asing. Salah satunya dengan melakukan market sounding secara luas kepada calon investor mengenai potensi dan peluang investasi di Indonesia.

Hal yang tidak kalah penting adalah branding terkait advanced industry kepada perusahaan yang sudah existing di Indonesia. Untuk meningkatkan peluang kerja sama, para co-exhibitor juga aktif mengunjungi stan-stan perusahaan Jepang yang menjadi potential buyer.

Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memahami lebih dalam mengenai kebutuhan pasar Jepang, serta tren terkini dalam industri manufaktur.

“Dengan pendekatan ini, diharapkan para pelaku industri Indonesia dapat lebih siap untuk memenuhi ekspektasi dan kebutuhan buyer internasional,” kata Eko.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS