Semenjak pandemi COVID-19 melanda negara ini, membuat masyarakat semakin terbiasa melakukan pembelian produk secara online, baik di e-commerce dan social commerce. Tidak hanya berbelanja barang saja, menonton konser secara online juga jadi lazim.
Menurut survei dari MarkPlus, Inc., pada era new normal atau saat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan pertama kali, pembelian di e-commerce menjadi pilihan utama masyarakat. Sekitar 51,3% responden memilih beli di e-commerce, sedangkan sisanya masih belanja secara offline di minimarkat, supermarket, hypermarket, dan pasar tradisional.
Namun begitu, ketika memasuki masa next normal atau saat pelonggaran kebijakan PSBB, preferensi masyarakat bergeser. Pilihan belanja lewat e-commerce hanya diminati 38,5% responden. Mayoritas konsumen kembali beralih ke kanal offline seperti tersebut sebelumnya.
Pergeseran kembali ke kanal offline ini kemungkinan didorong oleh mulai munculnya rasa percaya diri konsumen terhadap penanganan pandemi. Di sisi lain, para pelaku ritel telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Menurut Ilham Habibie, Ketua Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, apa yang terjadi saat ini adalah preview untuk masa depan. Dalam arti online akan menjadi masa depan. namun, sentuhan manusia tetap dibutuhkan.
“Sebelum pandemi perusahaan-perusahaan masih menunda untuk digitalisasi. Namun, setelah itu seluruh dunia dipaksa untuk mempercepat beralih ke era 4.0,” kata Ilham.
Terkait e-commerce, menurutnya, saat ini sekitar 30%-40% penjual online masih memilih social commerce. Ada banyak faktor penyebabnya, seperti pajak, literasi teknologi kurang, dan lainnya. Kelompok ini perlu diajak untuk menggunakan platform e-commerce agar jangkauan pasarnya lebih luas.
“Cara mengedukasi terbaik mereka adalah dengan memberikan contoh-contoh sukses. Bisa juga dengan mengajak mereka masuk platform e-commerce dengan bimbingan, seperti seminar dan pelatihan,” katanya.
Ilham menambahkan, sekarang ini pertempuran pemasaran adalah bagaimana menjadi lebih dekat ke konsumen atau selalu meningkatkan engagement dengan konsumen. Hal itu bisa dilakukan dengan product campagin, marketing campaign, dan lainnya. “Siapa yang paling dekat dengan konsumenlah yang akan dipilih, baik itu secara online dan offline,” katanya.