IMA 2015 Kisruh, Panasonic Gobel Awards Tetap Digelar: Langkah Tepat atau Blunder?
MuhammadPerkasa Al Hafiz
20 Mei 2015
Setelah terjadi kisruh di media sosial mengenai diangkatnya Angel Pieters sebagai pemenang kategori Sountrack Terfavorit di ajang Indonesian Movie Award (IMA) 2015, Panasonic Gobel Award 2015 akan digelar dengan penuh optimistis. Pada kasus di atas, yang salah bukanlah kualitas dari Angel Pieters, melainkan “Si Pemenang” ini sebelumnya tidak ada di daftar nominasi. “Yang menang kok BUKAN dari nominasi,” kicau artis Sophia Navita Barata dalam akun Twitternya, @sophieNavita.
Jelas, istri dari artis Pongky Barata ini menanyakan keabsahan serta independensi dari sebuah acara penghargaan. Lalu bagaimana dengan Panasonic Gobel Award (PGA) yang akan digelar pada akhir bulan ini? “PGA ke-18 ini merupakan ajang apresiasi kepada para insan kreatif pertelevisian Indonesia yang melalui tahap penilaian komprehensif, menyeluruh, dan transparan dengan melibatkan banyak pihak. Untuk menjaga independensi ajang ini, kami telah menunjuk Ernst & Young sebagai tabulator independen untuk melakukan validasi serta memastikan keabsahan dari jumlah suara yang masuk,” jelas Wendy Syofyan, HRS Director Panasonic Gobel Indonesia yang juga ketua panitia Panasonic Gobel Awards ke-18 dalam sebuah konferensi pers di kantor Panasonic Cawang, Jakarta, Rabu (20/05/2015)
Ernst & Young (EY) sendiri merupakan perusahaan auditor publik yang juga salah satu dari the Big Four auditors. Seharusnya sudah tak perlu dipertanyakan lagi integrasi mereka soal independensi. Artis Muhammad Farhan yang juga panitia PGA ke-18 ini mengatakan bahwa Ernst & Young ini dibayar mahal oleh publik karena independensinya dalam menjalankan tugas. Selain menggandeng EY, PGA ke-18 juga menunjuk AC Nielsen, Provetic, Pogu Mobile, dan Roy Morgan sebagai surveyor yang menentukan nominasi. Dalam gelarannya, PGA ke-18 juga diperkuat dengan tim pengarah serta tim verifikasi yang berisikan perwakilan 14 stasiun TV nasional salah satu personal tim verifikasi adalah Helmy Yahya.
Sama seperti IMA 2015, PGA ke-18 juga mengajak masyarakat untuk memberikan penialaian melalui SMS atau Twitter. Pada PGA ke-18 ini, terdapat 27 kategori mulai dari kategori program hingga individu seorang artis. Masing-masing kategori memiliki lima nominasi yang akan diadu melalui voting masyarakat. Dude Harlino sebagai salah satu nominator menuturkan ajang ini merupakan bentuk perhatian kepada insan kreatif pertelevisian Indonesia. Penghargaan ini besar kemungkinannya dapat mendongkrak kreativitas para pelaku tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi PGA ke-18. Ajang ini hadir sejak era 1997-1998 dan terus mengangkat industri pertelevisian Indonesia. Saat ini, persaingan dunia televisi sangat ketat. Sebab itu, sangat menuntut kreativitas para pemain di dalamnya. Namun, masih disayangkan ada beberapa program yang hanya mencari rating dengan menghadirkan konten kurang berkualitas dan menjual pornografi. Diharapkan ajang ini dapat meningkatkan kualitas dari konten program televisi ke depannya,” pungkas Helmy Yahya.
Apakah Panasonic Gobel Awards ke-18 dapat memperlihatkan integritasnya dalam menjaga independensinya? Apakah menjadi langkah yang tepat bagi Panasonic menyelenggarakan PGA ke-18 paska tercorengnya ajang penghargaan sejenis? Silakan jadi bagian dari ajang ini untuk menjaga kualitas dari ajang penghargaan di Indonesia. Jangan lupa untuk diawasi!