Pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara (ASEAN), The 24th Jakarta International Handicraft Trade Fair atau Inacraft 2024 kembali digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 28 Februari-3 Maret 2024. Selama pelaksanaan kegiatan ini transaksi ritel ditargetkan mencapai Rp 100 miliar.
Muchsin Ridjan, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) menjelaskan Inacraft 2024 diramaikan oleh sebanyak 1.500 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Dari total 800 anggota Asephi, sekitar 656 anggota merupakan kategori UKM, sisanya merupakan UKM binaan kementerian atau lembaga dan sepuluh peserta di antaranya datang dari luar negeri.
BACA JUGA: Kemenperin Klaim Industri Kerajinan RI Kuasai 2,5% Pasar Dunia
“Di tengah situasi politik yang tinggi di Indonesia, kami tetap optimistis pengunjung Inacraft 2024 ditargetkan mencapai 100 ribu orang dengan transaksi ritel sekitar Rp 100 miliar,” kata Muchsin melalui keterangannya, Kamis (29/2/2024).
Menurutnya, penyelenggaraan Inacraft yang rutin digelar setiap tahun menjadi ajang promosi kerajinan tangan lokal. Tujuannya, agar bisa bisa mendapatkan pasar dunia dan membuka peluang ekspor.
BACA JUGA: Kemenperin: Produk kerajinan Jadi Tombak Ekonomi Kerakyatan
“Kami tetap semangat dan optimistis dalam menyelenggarakan dan meyakini pameran ini penting. Karena kegiatan perekonomian harus tetap berjalan, khususnya dalam memberikan kesempatan transaksi bisnis kepada anggota Asephi dan industri kerajinan di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM menambahkan Indonesia memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan pasar ekspor. Pasalnya, saat ini Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 1,25% dalam industri kerajinan di dunia.
Pangsa pasar Indonesia diproyeksikan terus meningkat karena kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan keterampilan perajin dalam mengubah menjadi produk dekoratif dan kerajinan yang sangat istimewa. Dalam Inacraft kali ini, Teten mengapresiasi pengembangan inovasi benang sutra eri (fabricated eri silk yarn) yang satu-satunya difabrikasi di Indonesia dengan komposisi 70% serat tencel dan 30% serat sutra Eri.
“Ini peluang bagi pengrajin kriya untuk menguasai pasar dalam negeri,” katanya.
Editor: Ranto Rajagukguk