Incar Pasar Global, Industri Makanan Nasional Jajaki Kerja Sama dengan Taiwan
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mengincar pasar global untuk meningkatkan penjualan industri makanan dan minuman (mamin). Upaya ini ditunjukkan dengan adanya penjajakan kerja sama dengan Taiwan.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, hingga saat ini permintaan produk pangan pada pasar domestik maupun internasional mengalami tren peningkatan yang relatif stabil. Kinerja sektor industri mamin terus menunjukkan sisi positifnya di tengah masa pandemi COVID-19. Industri tersebut mampui menjadi salah satu sektor unggulan dengan kontribusi 38,91% terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III tahun 2021.
“Kami terus mendorong kerja sama antarpemangku kepentingan di sektor industri makanan dan minuman, salah satunya dengan Taiwan. Kerja sama kedua negara perlu didorong untuk memenuhi permintaan global akan produk pangan,” ujar Putu melalui keterangannya, dikutip, Senin (29/11/2021).
Menurutnya, kerja sama ini juga mengedepankan kolaborasi industri dengan berbagai pihak dari dalam negeri seperti Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Balai Besar Industri Agro (BBIA) dan Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK). Tujuannya, agar dapat meningkatkan perdagangan dan investasi kedua belah pihak, sehingga bisa membuka peluang menjadi pemain dunia. Putu meminta kepada semua pihak yang terlibat dalam kerja sama itu agar mampu memanfaatkan momentum tersebut dengan seoptimal mungkin.
“Kami harapkan forum ini dapat membawa manfaat bagi industri makanan dan minuman kedua negara, serta peningkatan perdagangan dan investasi antarkedua negara sebagai bagian dari rantai pasok global. Ke depan, kami harapkan forum ini dapat menciptakan dan meningkatkan kerja sama dalam pemanfaatan teknologi tepat guna terutama bagi industri kecil dan menengah,” ujarnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin Mohammad Ari Kurnia Taufik menambahkan, dalam kerja sama dengan Taiwan memiliki target lain berupa adanya transfer teknologi dan peningkatan kualitas mutu pangan. Termasuk pula membangun terobosan dalam industry hilirisasi pangan.
Adapun beberapa agenda yang dibahas, yakni di antaranya peluang kerja sama di bidang hilirisasi porang, pengembangan konsentrat pakan hijauan, makanan berbasis tumbuhan yang memiliki tekstur seperti daging. Termasuk, pula analisis food contact materials, analisis microplastic, dan analisis pestisida pada minyak atsiri.
“Selain meningkatkan perdagangan antara kedua negara, kami juga memiliki target agar forum Food Dialogue ini juga memberikan manfaat bagi Indonesia berupa transfer teknologi. Kerja sama peningkatan mutu pangan ini sekaligus juga mengundang perusahaan asal Taiwan untuk berinvetasi, khususnya di sektor-sektor yang sedang melakukan terobosan hilirasi,” ujar Ari.
Editor: Eko Adiwaluyo