IndiHome gencar melakukan branding melalui konten publikasi. Merangkul awak media nasional dan daerah, perusahaan membangun komunikasi dengan pendekatan brand storytelling.
Di era serbuan informasi yang begitu massif, brand storytelling yang menarik menjadi salah satu senjata ampuh untuk meraih atensi target audiens. Pasalnya, konsumen kini menginginkan brand untuk “bercerita”.
Dari sini, IndiHome membuat program berkonten ria bersama IndiHome yang diselenggarakan sejak 13 April hingga 13 Mei 2023. Dikemas ke dalam sebuah kompetisi, program ini membuahkan lebih dari 500 karya jurnalistik yang terdiri dari kategori feature news dan straight news.
“Tidak ada tema khusus dalam program yang ditujukan sebagai wadah ekspresi dan kreativitas teman-teman jurnalis di seluruh Indonesia ini. Mereka bebas menceritakan pengalaman seru, temuan menarik di lapangan hingga jalan panjang peran IndiHome di pelosok desa di Indonesia,” jelas Widi Andika H. Nugrahadi, Head of PR IndiHome dalam laporannya.
Hasilnya, para kontestan mengumpulkan beragam cerita unik dan menarik dengan tetap menjaga kaidah karya jurnalistik dengan narasumber yang kredibel di lapangan. Layaknya sebuah puzzle yang beririsan satu sama lain, cerita yang mereka angkat membentuk satu pesan kunci yang sama tentang peran penting jaringan internet IndiHome.
BACA JUGA: JakMW 2023 Bangun Storytelling Konsep Pemasaran Lewat Pewayangan
“Saya terkesan dengan para peserta kompetisi lomba menulis ini. Mereka menyajikan tulisan yang dalam dan deskriptif. Saat kami mengurasi, seakan masuk dalam cerita dan laporan yang disuguhkan. Apalagi karya jurnalistik dari teman-teman jurnalis di daerah,” jelas Umi Kalsum, Vice Chief Editor IDN Times yang didapuk sebagai salah satu dewan juri.
Senada dengan Umi, Yura Syahrul, Chief Editor Katadata juga menyatakan bahwa peserta dari daerah sangat mendominasi kompetisi kali ini. Mereka terjun ke lapangan langsung dan melakukan wawancara dengan banyak narasumber yang menguatkan isi cerita.
“Peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan eksistensi jaringan internet IndiHome yang tersebar hingga pelosok desa. Akses yang luas tersebut, memudahkan para jurnalis menggali cerita dan melakukan wawancara langsung dengan narasumber di lapangan,” jelas Yura yang juga didapuk sebagai dewan juri kompetisi.
BACA JUGA: JakMW 2023 Bangun Storytelling Konsep Pemasaran Lewat Pewayangan
Selain Yura dan Umi, IndiHome sebagai penyelenggara juga ikut serta dalam proses penjurian dan pemilihan pemenang kompetisi jurnalis yang diselenggarakan secara tatap muka di Jakarta. Hadir dalam kesempatan tersebut Ardhi Suryadhi, Vice Chief Editor Detikcom dan Ismoko Widjaya, Chief Editor Viva.
Mereka para dewan juri menilai secara objektif tanpa mengetahui penulis berita dan nama media. “Kami juga sangat memperhatikan kaidah penulisan, seperti typo, ejaan bahasa dan pemilihan diksi hingga struktur beritanya,” jelas Ardhi, salah satu dewan juri kompetisi.
Penjurian dinilai berdasarkan empat aspek. Pertama, angle tulisan. Seberapa baru, unik, menarik angle berita yang dijadikan patokan dalam karya jurnalistik. Lalu kedalaman. Semakin dalam eksplorasi penulisan berita akan meningkatkan value angle yang telah ditentukan.
Ketiga akurasi. Data dan fakta yang disampaikan harus didapatkan sesuai dengan norma jurnalistik.
“Begitu juga dengan narasumber yang digunakan dalam tulisan untuk menjadi tolak ukur kelayakan fakta yang dapat. Dan cara penyampaian pesan berita disampaikan dengan luwes dan tegas to the point tanpa muter-muter lagi,” tutup Ismoko.