Indika Energy Perkuat Bisnis Mineral Menuju Transmisi Rendah Karbon
PT Indika Energy Tbk, perusahaan emiten batu bara, terus memperluas eksistensinya dalam ranah bisnis berkelanjutan. Upaya ini terbukti dengan penjualan beberapa bisnis batu bara sejak awal tahun ini.
Azis Armand, Vice President Director dan Group CEO Indika Energy menegaskan perusahaan terus berkomitmen untuk melanjutkan transisi menuju ekonomi rendah karbon. Fokus perusahaan adalah berinvestasi dan mendiversifikasi portofolio bisnisnya ke sektor non-batu bara.
“Kami berfokus untuk berinvestasi dan mendiversifikasi portofolio bisnisnya ke sektor non-batu bara,” kata Azis.
Dalam pelaksanaan komitmen tersebut, sebanyak 77% dari belanja modal Indika Energy, yang mencapai US$ 104,9 juta selama sembilan bulan pertama tahun 2023, dialokasikan untuk pengembangan bisnis mineral, kendaraan listrik, dan solusi berbasis alam.
BACA JUGA: KAI Tambah Investasi Angkutan Batu Bara di Sumbagsel
Perincian belanja modal mencakup proyek-proyek, seperti Awakmas di Indika Minerals dengan alokasi sebesar US$ 54,4 juta, Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$ 6,6 juta, dan Indika Nature sebesar US$ 9,5 juta.
Sementara itu, belanja modal sebesar US$ 22,8 juta digunakan untuk pengembangan bisnis batu bara, termasuk untuk Indika Indonesia Resources (IIR) dan Kideco.
Azis menekankan keberlanjutan akan terus menjadi pijakan utama dalam seluruh kegiatan usaha dan operasional perusahaan sepanjang tahun 2023 dan seterusnya.
Sebagai bagian dari strategi diversifikasi, pada 22 September 2023, Indika Energy melalui anak perusahaannya, Indika Indonesia Resources (IIR) dan Indika Capital Investments (ICI), menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (CSPA) dengan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
BACA JUGA: Sri Mulyani Protes RI Kerap Ditekan Pensiunkan PLTU Batu Bara
Perjanjian tersebut terkait dengan penjualan 100% kepemilikan saham di Multi Tambangjaya Utama (MUTU) kepada CUAN.
Azis menjelaskan penjualan saham di MUTU adalah bagian dari upaya Indika Energy untuk menjadi perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang beragam. INDY bertujuan untuk mengurangi eksposur dalam bisnis batu bara dan meningkatkan portofolio investasi non-batu bara.
“Dalam pencapaian visinya, Indika Energy menargetkan 50% pendapatan berasal dari sektor non-batu bara pada tahun 2025. Hingga akhir 2022, segmen batu bara masih memberikan kontribusi sebesar 88,3% dari total pendapatan, meskipun terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 87,1%,” ujar Azis.
Selain dari pelepasan aset batu bara, Indika Energy juga melakukan langkah strategis melalui penyertaan saham di PT Natura Aromatik Nusantara (NAN) dan mendirikan perusahaan patungan di sektor kesehatan dengan Bioneer Corporation, yang diberi nama Bioneer Indika Group (BIG).
Diversifikasi ini memperkuat posisi Indika Energy dalam industri dan menciptakan dampak positif dalam konteks ekonomi berkelanjutan.
Editor: Ranto Rajagukguk