Pembayaran digital di Asia Tenggara tumbuh dengan pesat. Bahkan, menurut IDC InfoBrief yang didukung oleh 2C2P, akan ada seperempat miliar pengguna e-wallet baru di Asia Tenggara pada 2025, dengan Indonesia sebagai negara dengan tambahan pengguna terbesar sebanyak 130 juta pengguna baru. Menariknya, sisi pertumbuhan Buy Now Pay Later (BNPL) ikut populer. Indonesia juga disebut akan menjadi pasar terbesar untuk BNPL se Asia Tenggara pada 2025, dengan total belanja BNPL di e-commerce yang akan meningkat 8,7 kali lipat dibanding tahun 2020.
Sebagai pemain payment gateway di Asia Tenggara yang fokus pada penyediaan solusi pembayaran enterprise, 2C2P memaparkan bahwa evolusi metode pembayaran digital harus cepat dikejar oleh pelaku ritel demi mengakselerasikan jangkauan bisnis. Adi Nugroho selaku Country Head 2C2P di Indonesia melihat hadirnya opsi baru seperti e-wallet dan BNPL mampu memberikan akses kepada masyarakat yang sebelumnya belum pernah memanfaatkan layanan keuangan konvensional. “Jutaan pengguna baru inilah segmen baru yang perlu diakomodasi oleh para pelaku bisnis lokal,” katanya.
International Data Corporation (IDC) pada 2021 juga menemukan adopsi pembayaran digital terkini akan mampu meningkatkan penjualan merchant sebesar rata-rata 10%. Adi mengatakan saat ini pemain besar di negara-negara Asia Tenggara sudah mulai cepat beradaptasi dan mengejar perkembangan metode pembayaran alternatif. Ia menambahkan, di Malaysia, transformasi yang dilakukan salah satu klien 2C2P yang bergerak di industri penerbangan menjadi contoh yang menarik.
Kehadiran payment gateway yang aman dan terkoneksi menyeluruh mampu memperluas jangkauan perusahaan ke pasar para pengguna metode pembayaran alternatif ini. Ia mengungkap, jumlah pelanggan yang menggunakan pembayaran digital alternatif meningkat dari 10% ke hampir 30% terhadap total penjualan selama 2019.
Sementara di Thailand, metode pembayaran digital baru pun telah dikejar oleh pemain industri besar, salah satunya Thailand Post yang pada tahun 2018 mampu meningkatkan daya saing dan memperluas market share dengan mengintegrasikan layanan e-wallet dan pembayaran digital lainnya. Belajar dari pengalaman mitra 2C2P di kedua negara tersebut, Adi merekomendasikan sejumlah langkah bagi pelaku ritel untuk mengadopsi pembayaran digital seperti e-wallet dan BNPL.
Pertama, adopsi sistem yang dapat mendukung beragam metode pembayaran dan dapat dikustomisasi serta mendukung pembayaran domestik dan internasional di berbagai negara. Kedua, konsolidasi pembayaran omnichannel dalam satu platform agar operasional perusahaan optimal. Ketiga, pastikan skalabilitas sistem pembayaran yang digunakan agar mudah menyesuaikan dengan perubahan yang ada di sisi operasional. Terakhir, pilih partner penyedia sistem pembayaran dengan rekam jejak tinggi dari sisi keamanan data.
“Pembayaran digital membawa potensi besar bagi bisnis. Mulai dari hal memperkuat hubungan dengan pelanggan, memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik, serta mendorong skala bisnis dan memperluas pasar. Namun, pemain ritel juga harus mempertimbangkan lanskap pembayaran yang heterogen di Asia Tenggara. Karena setiap negara memiliki tingkat penetrasi internet, tingkat akses keuangan, regulasi dan preferensi pengguna yang berbeda,” tutup Adi.
Editor: Eko Adiwaluyo