Indonesia Capai Listing Dua Sukuk Hijau US$ 2 Miliar di Nasdaq Dubai

marketeers article

Pemerintah Indonesia meraih listing dua sukuk hijau senilai US$ 2 miliar di Nasdaq Dubai. Indonesia berencana menggunakan modal yang dikumpulkan dengan Sukuk untuk berbagai proyek yang menekankan pada pembangunan berkelanjutan (sustainable).

Pemerintah Indonesia adalah penerbit Sukuk terbesar di Nasdaq Dubai berdasarkan nilai dan jumlah listing, dengan sekuritas yang sekarang ini berjumlah 15 miliar dolar AS dari 11 penerbit. Satu Sukuk bernilai US$ 1.25 miliar dan yang lain bernilai US$ 750 juta.

Listing tersebut menggambarkan hubungan erat antara UEA dan Indonesia, negara muslim terpadat di dunia, serta pertumbuhan Dubai sebagai ibukota global Ekonomi Islam.

Husin Bagis, Duta Besar Indonesia untuk UEA, mengatakan, dua sukuk Indonesia diterima dengan sangat baik oleh para investor, mencerminkan semakin berkembangnya jangkauan dan pentingnya pasar modal Islam di negara-negara muslim dan secara global.

“Ketika kami memperluas dukungan kami untuk sektor Sukuk termasuk untuk mendanai inisiatif pembangunan berkelanjutan yang vital, kami berharap untuk lebih memperkuat hubungan kami dengan Dubai sebagai pusat terdepan untuk listing obligasi Islam secara global,” ungkap Husin melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin (24/06/2019).

Nilai total semua sukuk yang tercatat di bursa Dubai kini telah mencapai 61,5 miliar dolar AS, jumlah terbesar dari semua pusat listing di dunia.

Hamed Ali, Kepala Pelaksana Nasdaq Dubai, mengatakan, bursa ini memperkuat kerja sama erat yang telah dibangun dengan pemerintah Indonesia sejak pencatatan sukuk pertama dengan Nasdaq Dubai tahun 2014.

“Kami menempatkan diri untuk menerima banyak listing selanjutnya dari pemerintah, sektor publik dan swasta yang dapat memanfaatkan visibilitas global yang kami berikan dan hubungan dekat kami dengan investor internasional dan regional. Kami mengucapkan selamat kepada pemerintah Indonesia untuk menjadi penerbit pemerintahan pertama sukuk hijau di dunia,” tutur Hamed.

Related