Indonesia Derivative Reach International Market, Cara BBJ Berbagi Ilmu

marketeers article

Awareness Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) sebagai salah satu instrumen investasi perlahan menarik perhatian para pengelola dana. Jumlah investor PBK terus menanjak seiring signifikannya potensi dari produk yang ditransaksikan di Bursa Berjangka.

Komoditi yang ditransaksikan pun berbagai macam, mulai dari produk primer seperti produk pertanian, pertambangan, dan energi, hingga berbagai produk finansial seperti indeks saham, dan mata uang asing atau yang lebih dikenal dengan foreign exchange (forex). Semakin tingginya minat masyarakat untuk terlibat dalam PBK ditandai dengan tren lonjakan volume transaksi kontrak multilateral dan kontrak Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), baik di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) maupun Bursa Berjangka Derivatif Indonesia (BKDI) dalam beberapa tahun terakhir.

Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan bahwa transaksi BBJ dan BKDI pada 2016 mencapai 7 juta lot atau meningkat 6,4% dari tahun sebelumnya. Pada 2018, peningkatannya mencapai 25,2% atau menjadi 8,8 juta lot. Adapun, volume transaksi kontrak berjangka pada Januari-Agustus 2019 tercatat sebesar 7 juta lot. Jumlah itu diperkirakan terus meningkat seiring masifnya upaya sosialisasi dan edukasi terkait pilihan investasi PBK.

Untuk melihat lebih jauh potensi PBK dan sebagai upaya mengedukasi masyarakat, PT Mentari Mulia Berjangka menyelenggarakan Indonesia Derivative Reach International Market Summit 2019. Forum ini menghadirkan pembicara bertaraf global di bidang bursa berjangka, antara lain Lawrence Kook, Director of Cambodia Derivative Exchange; Du Liqun, Deputy Director of China Credit Research Center, dan Sou Socheat yang menjabat sebagai President Director of Securities and Exchange Commission of Cambodia.

Panel itu membahas potensi pasar berjangka atau derivatif dengan beragam produknya pada 2020. Tidak hanya di Indonesia, potensi PBK di sejumlah negara Asia Tenggara pun terbuka. Apalagi, BBJ terus memperluas kerja sama dengan beberapa bursa berjangka luar negeri. Harapannya, investor asing akan semakin banyak yang masuk ke perdagangan berjangka dalam negeri. Tidak hanya untuk memperdagangkan kontrak berjangka dari bursa luar ke dalam negeri, kerja sama ini juga berpotensi membuat kontrak komoditas dalam negeri dapat diperdagangkan juga di luar negeri, khususnya di Asia Tenggara.

Jika minat investor asing membuat perdagangan bursa berjangka menjadi ramai, maka Indonesia semakin cepat mencapai mimpi untuk menjadi acuan harga komoditas dunia. Seperti diketahui, Indonesia merupakan produsen dan eksportir terbesar di dunia untuk beberapa komoditas, seperti kelapa sawit, karet, nikel, dan timah sehingga potensi untuk menjadi harga acuan komoditas sangat besar.

“Mentari Mulia Berjangka bersinergi dan berkomitmen untuk terus melanjutkan edukasi tentang derivatif dan perdagangan berjangka demi mengembangkan potensi pasar derivatif di Indonesia hingga internasional. Kami berkomitmen membangun dan memperkuat SDM yang andal serta membuat inovasi baru dalam pelayanannya kepada nasabah, agar dapat lebih kompetitif di dunia perdagangan berjangka komoditi. juga terus memberikan sosialisasi dan edukasi perihal perdagangan berjangka komoditi kepada masyarakat umum,” kata Ofik Taufiqurohman, Direktur Utama PT Mentari Mulia Berjangka.

    Related