Indonesia Kurang Aplikasi Kuliner untuk Wisatawan

marketeers article

Apa yang menjadi alasan seseorang untuk berwisata? Mungkin mencicipi kuliner salah satu jawabannya. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengakui sebesar 60% pariwisata di Indonesia sangat ditunjang oleh industri kultural atau industri kreatif.

Arief juga mengatakan industri kuliner menjadi salah satu industri paling berpengaruh bagi pariwisata di Indonesia. Sektor kuliner dalam industri pariwisata menyumbang sekitar 30%-40% pendapatan pariwisata. Ekonomi kreatif berkontribusi sebesar 7,38% terhadap perekonomian nasional dengan total PDB sekitar Rp 852,24 triliun, dari total kontribusi tersebut subsektor kuliner menyumbang 41,6%.

Fakta yang menunjukan tingginya peranan sektor kuliner dalam pariwisata tentu saja memberikan efek angin segar bagi para pelaku usaha kuliner di Indonesia. Bagaimana tidak, Indonesia memiliki berbagai macam penganan lokal yang siap menarik para wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk datang berwisata ke daerahnya.

Tak main-main, beberapa makanan khas Indonesia bahkan masuk ke dalam jajaran makanan terlezat di dunia. Untuk menarik kunjungan wisatawan, Kementerian Pariwisata pun telah menetapkan lima makanan nasional Indonesia yang wajib dicicipi seperti soto, rendang, sate, nasi goreng, dan gado-gado.

Pentingnya kuliner dalam berwisata sayangnya belum diimbangi oleh aplikasi yang mumpuni untuk membantu para pelancong mendapat informasi seputar kuliner. Kurangnya aplikasi yang membahas mengenai informasi kuliner tak ayal membuat para pelancong tak memiliki sumber rekomendasi dalam mencari dan mencicipi kuliner ketika berwisata.

Namun, Traveloka akan meluncurkan produk terbarunya yang akan memudahkan konsumen dalam mencari informasi dan mencicipi berbagai macam menu lokal andalan dalam satu platform.

Related