Laporan Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity oleh McKinsey menyatakan Indonesia diprediksi menjadi sebuah kekuatan ekonomi digital yang cukup diperhitungkan. Hal ini membuat kebutuhan pasar akan tenaga programmer cukup besar. Tetapi di sisi lain, belum banyak programmer andal yang ada di Indonesia.
Hal ini membuat Alcatel-Lucent Enterpise (ALE) meluncurkan program ALE Geek Battle demi menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan di era digital. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan skill set baru di dunia kerja. ALE akan memberikan 1.500 beasiswa kepada penduduk Indonesia di usia produktif untuk mengikuti kelas dasar pemrograman. Dari 1.500 peserta awal ini, ALE akan memilih 150 peserta untuk mengikuti tahap selanjutnya yaitu kelas pemrograman lanjutan. Kemudian, 30 peserta terbaik akan dipilih untuk mengikuti program ALE Geek Battle dan memenangkan kesempatan untuk bekerja bersama tim ALE Indonesia.
“Melalui ALE Geek Battle, kami memberikan kesempatan kepada para programer di seluruh Indonesia untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Para programer ini akan saling diasah dan diuji oleh para juri dari ALE. Para peserta yang terpilih juga akan mendapatkan program beasiswa dan kesempatan bekerja bersama tim Alcatel Lucent Indonesia,” ujar Adios Purnama, Country Manager, Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia.
ALE berharap kegiatan ini akan melahirkan talenta-talenta baru di bidang pemrograman yang kemampuannya sesuai dengan kebutuhan pasar. Menurut McKinsey, dalam sepuluh tahun ke depan kebutuhan akan programmer akan meningkat 55%. Karena itu, kebutuhan untuk melahirkan programmer baru harus dimulai dari sekarang.
Programmer memiliki peran yang sangat krusial di era industri 4.0 ini. Di era ini, semua proses di berbagai industri akan beralih menuju otomasi dan memerlukan bahasa pemrograman yang sesuai dengan jenis industri masing-masing. Di sinilah, peran penting programmer, membuat program yang tepat untuk membantu pertumbuhan perusahaan. Selain di sektor swasta, kebutuhan akan talenta-talenta dengan keahlian teknis di bidang pemrograman dan pengembangan aplikasi juga telah menyentuh sektor pemerintahan.
Di tingkat provinsi, hampir seluruh provinsi di Indonesia telah memiliki aplikasi sendiri untuk membantu meningkatkan pelayanan publik di masing-masing daerah. Bandung dan Jakarta, misalnya, telah membangun konsep Smart City dengan dukungan aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Pengembangan aplikasi dilakukan dengan melihat kebutuhan masyarakat serta solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Editor: Sigit Kurniawan