Indonesia dan pemerintah Inggris secara resmi telah menyepakati peluncuran program kerja sama bernama ‘Future Cities: UK-Indonesia Low Carbon Partnership’. Program ini merupakan upaya kerja sama dalam pengembangan transportasi rendah karbon di Indonesia.
Penandatangan kesepakatan (Implementing Agreement) program ini dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Novie Riyanto dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins sebagai perwakilan dari kedua negara. Disepakatinya program ini, menjadi langkah awal dari komitmen kedua negara untuk memitigasi dampak perubahan iklim melalui pengembangan transportasi publik.
Hendro Sugiatno, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan, tidak hanya berkewajiban untuk meningkatkan konektivitas perkotaan melalui penyediaan angkutan umum, namun juga berkontribusi pada penurunan emisi (dekarbonisasi) di sektor transportasi. Melalui kerja sama ini, Kemenhub berupaya memenuhi tugas tersebut demi mewujudkan layanan transportasi yang lebih ramah lingkungan.
“Kami tengah mengembangkan angkutan umum perkotaan baik dalam bentuk Bus Rapid Transit (BRT) maupun di sektor perkeretaapian yang berbasis. Melalui kerja sama ini, diharapkan upaya tersebut dapat dilakukan dengan lebih terstruktur dan terakselerasi untuk mengimplementasikan sistem transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Hendro dalam keterangannya, Rabu (6/7/2022).
Melalui UK Partnering for Accelerated Climate Transition (UK PACT), pemerintah Inggris memberikan dukungan pendanaan kepada Indonesia senilai Rp 162 miliar. Pendanaan tersebut ditujukan untuk pengembangan transportasi perkotaan yang ramah lingkungan di sejumlah provinsi di Indonesia, yakni meliputi Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Kedua negara bersama-sama ingin menangkap peluang besar seperti pengembangan peta jalan untuk elektrifikasi kendaraan umum secara efisien ataupun pengintegrasian solusi ramah iklim ke dalam perencanaan pembangunan nasional dan daerah. Dalam program ini, pemerintah Indonesia dan Inggris juga telah menyusun perancangan proyek transportasi rendah karbon yang mampu menarik investasi.
Terdapat lima proyek yang termasuk ke dalam perencanaan tersebut. Pertama, integrasi pengembangan LRT, transit-oriented development dan land value capture di Metropolitan Semarang. Kedua, transisi menuju transportasi rendah karbon yang inklusif melalui perbaikan aspek keselamatan bagi kaum rentan. Ketiga, penguatan transportasi kota berkelanjutan di kota pesisir. Keempat, dekarbonisasi transportasi yang inklusif di Indonesia. Terakhir, mobilitas bersih untuk area metropolitan Jakarta.
Editor: Ranto Rajagukguk