Industri Baja Nasional Mengalami Surplus US$ 6,1 Miliar pada Tahun 2021
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan industri baja nasional mengalami pertumbuhan positif hingga November 2021. Tercatat, kinerjanya mengalami surplus sebesar US$ 6,1 miliar atau setara Rp 87,6 triliun (kurs Rp 14.361 per US$).
Direktur Industri Logam, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Budi Susanto mengatakan, pada kuartal III tahun 2021 sektor industri logam dengan HS 72-73 mampu tumbuh di atas 9,82%. Kinerja ini juga didukung ekspor produk baja hingga November 2021 mencapai US$ 19,6 miliar.
“Peningkatan kebutuhan baja ini didukung kebijakan pajak pertambahan nilai untuk barang mewah (PPnBM) otomotif yang juga tumbuh hingga 27% di kuartal III tahun 2021. Pengaturan ini menjadi penting agar produk-produk yang sudah diproduksi di dalam negeri dapat dimaksimalkan dan hampir semua impor yang ada merupakan bahan baku untuk berbagai jenis industri,” kata Budi melalui keterangannya, Senin (24/1/2022).
Meskipun ekonomi masih terpukul pandemi COVID-19, catatan tersebut sangat memuaskan. Apalagi, mampu membawa berdampak pada Purchasing Manager’s Index (PMI) selama 2021 menunjukkan angka 50 atau ada dalam ahap ekspansif.
Sementara itu, Direktur Utama PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) Handjaja Susanto menyampaikan, salah satu keberhasilan perusahaan memperoleh laba bersih hingga Rp 100 miliar karena berkat kontrol pemerintah terhadap impor baja, sehingga pasar impor banyak beralih ke pasar lokal. Dia berharap kinerja positif bisa terus terjaga hingga tahun 2022 dengan adanya peningkatan subtitusi impor.
Handjaja menyebut hingga triwulan III tahun 2021, investasi di sektor logam menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan, dengan mencapai Rp 87,73 triliun serta utilisasi di sektor tersebut di atas 60%. Contohnya, di industri baja lapis, yang kinerjanya meningkat sangat baik seperti yang ditunjukkan oleh perusahannya.
“Optimisme industri baja nasional ini terus dijaga dengan upaya hilirisasi dan substitusi impor yang telah dicanangkan oleh pemerintah, Dengan demikian, iklim usaha dan investasi akan terus meningkat di Indonesia,” ujarnya.
Editor: Eko Adiwaluyo