Industri Daur Ulang Topang Implementasi Ekonomi Berkelanjutan

marketeers article
Trash can dustbins outside concrete wall.

Implementasi konsep circular economy (ekonomi berkelanjutan) tengah menjadi tren dunia, tak terkecuali di sektor industri. Konsep ini dinilai Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mampu berkontribusi besar dalam menerapkan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan yang menjadi tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs).

“Industri manufaktur berperan penting dan memberikan dampak yang luas dalam mewujudkan circular economy di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika mengunjungi PT Hilon Felt di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (31/01/2019).

Salah satu perusahaan yang menerapkan inisiatif ini adalah  PT Hilon Felt. Perusahaan ini  memproduksi dan mengembangkan produk functional textile, antara lain geotextilehometextilebedding goods serta tekstil untuk keperluan otomotif yang sejalan dengan penerapan roadmap dalam pengembangan tekstil dan pakaian sesuai era industri 4.0.

“Salah satu dari 10 prioritas nasional di dalam inisiatif Making Indonesia 4.0 adalah mengakomodasi standar-standar keberlanjutan. Oleh karena itu, konsep circular economy dapat meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” tutur Airlangga.

Prinsip utama yang dikenal dalam konsep ekonomi berkelanjutan adalah 5R, yaitu pengurangan pemakaian material mentah dari alam (reduce), optimasi penggunaan material yang dapat digunakan kembali (reuse),penggunaan material hasil dari proses daur ulang (recycle), proses perolehan kembali (recovery) atau dengan melakukan perbaikan (repair).

“Jadi circular economy, mulai dari perencanaan, kemudian bahan baku produksi, sampai dengan ke customer. Misalnya, plastik dari botol ini, yang sudah dipakai customer dan menjadi waste, di-recycle lagi bisa dibuat menjadi polyester fiber,” ungkapnya.

Airlangga berharap,  PT Hilon Felt agar terus berkomitmen untuk melakukan investasi, inovasi dan diversifikasi produk yang dapat menjadi andalan dalam pemenuhan kebutuhan dalam negeri serta peningkatan ekspor. “Ke depan, akan semakin meningkat kebutuhan dalam negeri dan pengaplikasian technical textile di seluruh aspek kehidupan mulai dari agri-tech sampai dengan mobile-tech,” ungkapnya.

Perusahaan yang menyerap tenaga kerja sebanyak 420 orang ini, memiliki total nilai penjualan ke pasar domestik dan ekspor hingga Rp173 miliar per tahun.

Related