Industri fesyen Indonesia ambil bagian dalam pertunjukan fesyen skala internasional, “La Mode” Sur La Seine à Paris. Di dalam pameran fesyen yang diikuti 400 peserta mancanegara, Indonesia akan fokus mempromosikan fesyen muslim tanah air.
Pameran fesyen muslim ini akan dilaksanakan pada 2019. Guna memperluas akses pasar fesyen lokal di luar negeri, Indonesia akan meluncurkan International Muslim Fashion Festival di gelaran “La Mode” Sur La Seine à Paris.
“Sejumlah 400 peserta dari mancanegara ikut serta dalam gelaran ini, antara lain Italia, Australia, Jerman, Taiwan, Korea, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Spanyol, Inggris dan Rusia. Jadi, target yang ingin kami capai dari peluncuran kegiatan ini adalah meningkatkan nilai ekspor produk fesyen nasional khususnya fesyen muslim di pasar Eropa dan negara-negara OKI,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Bali, Sabtu (01/12/2018).
Gati menjelaskan, “La Mode” Sur La Seine à Paris diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC). Ini merupakan organisasi desainer dan pelaku usaha fesyen dengan jumlah anggota terbesar dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk mewadahi desainer yang telah siap merambah pasar global.
“Melalui event tersebut, anggota IFC diberi kesempatan untuk memperkenalkan karyanya di tingkat internasional sekaligus menjalin bisnis dengan mitra potensial dan meningkatkan ekspor,” paparnya.
Menjadi menarik, fashion show digelar di kapal pesiar yang berlayar mulai dari Menara Eiffel dengan menyusuri Sungai Seine dan mengelilingi sejumlah lokasi ikonik di pusat mode dunia, Kota Paris.
Adapun 16 desainer Indonesia yang terlibat, antara lain Lisa Fitria, Deden Siswanto, Lenny Agustin, Sofie, Ali Charisma, Shanty Couture, IDENTIX by Irma Susanti, Lia Mustafa, Lia Soraya, Rosie Rahmadi, #Markamarie, Istituto Di Moda Burgo Indonesia, ZELMIRA by SMK NU Banat, dan PemerintahProvinsi Aceh melalui Dinas Pariwisata Aceh menampilkan koleksi REBORN29 by Sukriyah Rusdy.
“Mereka menampilkan karya yang mengangkat konten lokal sesuai tren global, meliputi kategori busana konvensional hingga busana muslim,” ungkapnya. ZELMIRA misalnya, akan menampilkan 24 koleksi terbaru yang terdiri dari 12 modest fashion dan 12 busana konvensional.
“Karya dari SMK NU Banat Kudus itu sukses di pasar Asia melalui pameran dagang internasional Hong Kong Fashion Week sejak tahun 2016, kini mereka ingin melebarkan pangsa pasar ke Eropa melalui ajang di Paris tersebut,” terangnya. Sementara itu, Lisa Fitria dan Lia Mustafa menampilkan karya busana muslim terbaiknya.
National Chairman IFC Ali Charisma menyampaikan, pergelaran busana di Paris itu ditujukan untuk memperlihatkan keunggulan karya desainer fesyen Indonesia dengan keragaman dan kekuatan etnik lokal di tingkat global.
“Event ini sangat membuka peluang kerja sama bagi yang hadir,” ucapnya. Dalam rangkaian kegiatan ini, rombongan desainerIndonesia akan melakukan kunjungan ke pabrik lace yang ternama di Paris, “Cité de la Dentelle et de la Mode”.
Editor: Sigit Kurniawan