Transformasi cara belanja ke arah digital berhasil mengubahcara konsumen memperlakukan uang. Salah satunya peningkatan penggunaan uang digital yang cukup tinggi.
Dari Riset MarkPlus Insight bertajuk Perilaku Konsumen E-Commerce Tahun 2021, dapat dilihat bahwa tren penggunaan e-money tumbuh pesat seiring peningkatan penggunaan e-commerce. Konsumen semakin familiar dengan metode pembayaran ini akibat banyak e-commerce yang mempermudah pembayaran dan menawarkan promo saat konsumen bertransaksi menggunakan e-money.
Mahesh Agarwal, Managing Director Neurosensum Indonesia mengatakan peran pemasaran yang cerdas dan terpadu menjadi salah satu faktor semakin digunakannya e-money untuk melakukan transaksi keuangan.
“e-Money akan mengungguli perbankan di masa depan, terutama untuk transaksi sehari-hari. Kini, konsumen semakin terbiasa dengan transaksi yang praktis, mudah, dan cepat. e-Money menawarkan kemudahan dan kepraktisan lewat integrasi sistem pembayarannya. Sehingga, standar kenyamanan bertransaksi perlahan bergeser ke arah ini,” papar Mahesh.
e-Money tercatat mengungguli metode pembayaran perbankan di lanskap pembelanjaan daring. Riset Neurosensum berjudul E-wallet Brand Health Study menunjukkan 88% dari 1.000 orang responden di Indonesia menggunakan e-money untuk membayar belanjaannya di e-commerce. Sementara itu, kartu debit hanya digunakan oleh 23% responden, dan metode cash on delivery digunakan oleh 47% responden.
Lebih lanjut, riset yang sama mengungkapkan persaingan uang digital semakin dinamis dengan hadirnya pemain baru. Satu yang langsung menjadi pemain besar adalah ShopeePay. e-Money milik Sea Limited ini berhasil menjadi yang paling banyak digunakan sepanjang tahun 2020, mengalahkan e-money yang lebih dulu hadir. Pada tahun lalu, ShopeePay juga mencatat total nilai transaksi terbesar di jajaran e-money baik untuk transaksi daring maupun luring. Penguasaan ShopeePay dari total penggunaan e-money di e-commerce sepanjang tahun 2020 mencapai 34%. Diikuti oleh Ovo sebesar 22%, Dana 19%, GoPay 18%, dan LinkAja 8%.
“Penetrasi yang dilakukan oleh e-money sangat kencang. Para pemain memahami tidak semua orang memanfaatkan kanal daring untuk berbelanja, tapi juga membutuhkan kepraktisan saat berbelanja langsung di toko. Inilah mengapa solusi e-money semakin menjamur di merchant offline, supermarket, bahkan warung,” tambah Ramesh.
ShopeePay berhasil melakukan penetrasi pasar yang luas dan masif. Hal ini terlihat dari digunakannya ShopeePay oleh 68% responden sepanjang tahun 2020. Selanjutnya, Ovo digunakan oleh 62% responden, Dana 54% Responden, Gopay 53% responden, dan LinkAja 23%.
Di masa mendatang, konsumen akan lebih fasih dengan teknologi dan adopsi gaya hidup mobile dan cashless akan semakin luas. Pemain di industri ini harus memahami bagaimana membangun daya tarik, pengalaman, dan kepercayaan konsumen untuk memenuhi kebutuhan mereka secara digital.
Editor: Sigit Kurniawan