Infeksi Bakteri Pemakan Daging Merebak di Jepang, Apakah Berbahaya?

marketeers article
Ilustrasi. Bakteri pemakan daging bisa menginfeksi luka (Foto: 123rf)

Infeksi bakteri pemakan daging tengah merebak di Jepang. Institut Nasional Penyakit Menular Jepang (NIID) mencatat ada 977 kasus terkait wabah ini dalam kurun waktu enam bulan, sejak Januari 2024.

Ahli Penyakit Menular dari Tokyo Women’s Medical Ken Kikuchi mengatakan pada The Japan Times bahwa kondisi orang yang terinfeksi bakteri pemakan daging akan makin memburuk dalam kurun 24 hingga 48 jam. Bahkan, bisa berujung kematian.

Lantas, sebenarnya apa yang menyebabkan penyakit ini dan bisakah disembuhkan? Berikut penjelasannya yang dilansir dari Alodokter:

BACA JUGA: Kualitas Udara Memburuk, Bersihkan Paru-paru dengan 5 Makanan Ini

Apa Itu Bakteri Pemakan Daging?

Meski disebut bakteri pemakan daging, ini sebenarnya tidak benar-benar memakan daging atau otot. Bakteri ini dapat melepaskan racun yang kemudian merusak jaringan di sekitar kulit, atau disebut necrotizing fasciitis.

Beberapa jenis bakteri yang tergolong sebagai bakteri pemakan daging adalah Streptococcus grup A, Aeromonas hydrophila, Staphylococcus aureus, Escherichia coli (E. coli), Bacteroides, Prevotella, Clostridium, dan Klebsiella. Bakteri tersebut dapat masuk melalui celah pada luka, entah itu luka tusuk, memar, luka bakar, atau luka gigitan serangga. 

Organisme ini berpotensi lebih tinggi menjangkiti pengidap beberapa kondisi medis tertentu, seperti diabetes, tuberkulosis, dan kanker. 

Gejala

Gejala infeksi akibat bakteri pemakan daging terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap lanjutan, dan tahap kritis. Gejala awal biasanya terjadi dalam waktu 24 jam berupa demam serta nyeri berat pada bagian tubuh yang terluka.

Sementara itu, gejala lanjutan biasanya terjadi dalam waktu 3–4 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Pada tahap ini, orang yang terinfeksi akan mengalami gejala mual, muntah, dan diare.

BACA JUGA: Mengenal Penyebab Jerawat Berdasarkan Letaknya di Wajah

Adapun gejala kritis muncul dalam waktu 4–5 hari setelah penderita terinfeksi bakteri. Pada tahap ini, penderita dapat mengalami penurunan tekanan darah drastis atau syok akibat racun yang dikeluarkan oleh bakteri. 

Jika tidak segera ditangani, penderita bisa mengalami penurunan kesadaran atau koma, bahkan meninggal.

Pengobatan

Jika seseorang sudah didiagnosis terinfeksi bakteri pemakan daging, dokter biasanya akan menyarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit dan memberi penanganan berdasarkan tingkat keparahan.

Selain rutin membersihkan luka, dokter akan memberikan antibiotik dalam bentuk suntik melalui infus, atau memberikan obat antinyeri untuk mengurangi rasa sakit. Jika luka sudah terinfeksi cukup parah, tak menutup kemungkinan akan dilakukan tindakan operasi.

Operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan yang rusak atau mati, sekaligus mencegah dan menghentikan penyebaran infeksi. Pada kasus yang lebih parah, dokter bahkan bisa melakukan amputasi bagian tubuh yang sudah sangat rusak.

Untuk itu, segeralah periksakan ke dokter jika Anda memiliki luka terbuka atau luka yang tampak terinfeksi, seperti bernanah, bengkak, dan nyeri, yang disertai gejala-gejala infeksi di atas.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS