Ingin Belajar Perkayuan Sambil Nongkrong di Cafe? Ini Tempatnya

marketeers article

Beberapa dekade lalu, orang-orang terbiasa melakukan sendiri pekerjaan ringan rumahan, seperti membetulkan genteng bocor hingga membetulkan kursi rusak yang zaman itu kebanyakan masih menggunakan kayu. Sepertinya era itu kembali berulang dan menjadi sebuah tren. Banyak orang ingin bisa membuat furnitur sederhana atau bahkan membuat kerajinan dari kayu.

Tren ini pun ditangkap oleh RuangQu yang merupakan workshop atau workspace yang memiliki ruangan outdoor dan indoor. RuangQu menawarkan pelatihan yang utamanya menyangkut pada keahlian woodworking atau perkayuan.

Sebagai upaya menggelorakan tren do it yourself (DIY), terutama dalam perkayuan ini, RuangQu menggandeng penyedia lokasi berlatih dan merek peralatan untuk perkayuan. Untuk lokasi, RuangQu menggandeng Gregor’s Café, sebuah tempat nongkrong yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sedangkan penyedia peralatan adalah merek Stanley Black&Decker.

“Sekarang inu, banyak orang ingin punya keahlian perkayuan tapi tidak tahu di mana tempat yang menyediakan pelatihan. Di sisi lain, ada kendala pada minimnya peralatan yang tersedia. Nah, RuangQu, Gregor’s Cafe, dan Black&Decker menawarkan solusi untuk semua kendala tadi,” kata Marques Darmawan, Founder RuangQu.

Ia menambahkan, workshop di Gregor’s Cafe ini adalah yang kedua. Dan, ke depannya akan terus menambah jumlahnya.

Di workshop Gregor’s Cafe ini, RuangQu menawarkan beberapa paket pelatihan membuat furnitur ringan. Satu paket pelatihan durasinya 2-3 jam untuk belajar membuat satu produk. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau, sudah termasuk makan dan satu alat dari Black&Decker yang memang digunakan untuk membuat produk itu. “Semua bisa jadi peserta pelatihan, dari yang tidak tahu sama sekali hingga yang sudah punya,” tambahnya.

Gunadi Karim, salah satu owner Gregor’s Café menjelaskan, ia juga ingin mendorong tumbuhnya industri kreatif dalam negeri. “Nantinya, selain menikmati berbagai kuliner di café, pengunjung juga dapat mencoba berbagai peralatan untuk pembuatan produk furnitur sederhana dalam kelas DIY yang diadakan secara reguler,” katanya.

Country Director Stanley Black & Decker (SBD) Indonesia, King Hartono Hamidjaja, menambahkan sebagai produsen peralatan, SBD mendukung semangat generasi muda dalam mengembangkan industri kreatif. Di sisi lain, SBD ingin memberi nilai tambah ke konsumen yang menggunakan produknya.

“Kami tidak ingin sekadar berjualan. Kami ingin memberikan benefit buat konsumen lewat kelas-kelas pelatihan, baik itu tentang pengolahan kayu, membuat produk dari kayu, hingha memberikan panduan penggunaan alat,” kata King.

SBD merupakan merek peralatan untuk beragam jenis pekerjaan, dari pertukangan hingga otomotif. Dalam SBD ada tiga merek yang bernaung, yakni Stanley, Black& Decker, dan Dewalt. Untuk distribusi, saat ini ada di offline, yakni di toko-toko teknik. Sedangkan di online lewat berbagai e-commerce, seperti Tokopedia, Bukalapak, dan lainnya.

    Related

    award
    SPSAwArDS