Meski pamornya tidak semenarik saham atau forex, reksa dana tetap menjadi pilihan banyak orang karena mudah dimengerti dan dibeli. Konsepnya yang sederhana membuat reksa dana menjadi pilihan bagi investor yang ingin berinvestasi untuk pertama kali. Membelinya juga sangat mudah dengan menjamurnya berbagai aplikasi investasi saat ini. Aplikasi-aplikasi ini juga memungkinkan investor ritel untuk memulai dengan modal yang minim.
Pandemi yang mulai surut adalah saat yang tepat untuk memulai berinvestasi di reksa dana. Hal ini didorong oleh Iklim keuangan dunia yang mulai terlihat titik cerah, sehingga risiko dapat ditekan tanpa mengorbankan tingkat keuntungan.
Meski begitu, Anda sebagai investor tetap membutuhkan pengetahuan yang baik tentang aset investasi ini. Berikut tips dari Investbro tentang hal-hal yang perlu Anda perhatikan saat memilih reksa dana yang ingin dibeli:
1. Perhatikan Management Fee
Musuh besar investor dalam berinvestasi di reksa dana adalah management fee atau sering disebut expense ratio. Jika pengelola menetapkan biaya sebesar 3%, maka setiap tahun keuntungan akan terpotong sebesar 3% juga.
Angka tersebut mungkin terlihat kecil, namun sesuai dengan konsep compound interest, maka potongan itu akan sangat terasa efeknya dalam jangka panjang. Contohnya, jika Anda menabung Rp 20 juta selama 10 tahun dengan bunga 10% per tahun, maka dalam 10 tahun nilai investasi Anda akan menjadi Rp 39,3 juta dengan expense ratio 3%. Namun, jika expense ratio hanya 1%, nilai investasi Anda akan menjadi Rp 47,3 juta. Perbedaan bisa mencapai Rp 8 juta.
2. Jangan Tergiur Top Performer Tahun Ini
Mudah untuk terjebak memilih manajer investasi yang memberikan keuntungan terbesar tahun ini. Atau jika mereka mendapat award sebagai reksa dana terbaik tahun lalu.
Perlu Anda ingat, ada faktor keberuntungan dalam dunia investasi. Performa baik tahun lalu tidak menjadi jaminan bahwa mereka akan terus mempertahankan performa tersebut dalam jangka panjang. Ada faktor keberuntungan yang besar berkontribusi pada keuntungan yang mereka dapat.
Lihat saja. Pemenang penghargaan biasanya berganti setiap tahun. Itu adalah bukti pemenang sering sekali ditentukan oleh keberuntungan, bukan kemampuan manajer investasi.
Menggunakan konsep regression to the mean, maka kemungkinan besar performanya akan kembali ke titik normal pada masa berikutnya. Karenanya, pilih lah reksa dana yang memiliki expense ratio rendah namun mempunyai strategi yang solid.
3. Mulai Dengan Reksa Dana Pasar Uang
Jika Anda berinvestasi untuk pertama kalinya, mungkin masih takut dengan risiko tinggi dalam reksa dana saham maupun reksa dana campuran. Tidak apa, ada strategi yang bisa diikuti jika toleransi risiko Anda masih rendah.
Reksa dana pasar uang terkenal memiliki risiko yang minim namun keuntungannya di atas deposito. Dengan return yang mengalahkan inflasi, tentu saja pilihan ini lebih baik dibanding mendiamkan dana Anda di rekening bank.
Setelah Anda mulai nyaman dan sudah belajar lebih dalam tentang dunia investasi, maka Anda bisa “naik kelas” ke aset-aset berisiko lain seperti saham atau kriptokurensi. Tujuannya adalah untuk aklimatisasi Anda pada manajemen keuangan dalam pasar modal, agar tidak terlalu terkejut dengan pergerakan-pergerakan harga aset yang sering sekali “gila”.
4. Tetapkan Kontribusi Setiap Bulan
Investasi adalah tentang konsistensi. Investor yang paling berhasil adalah mereka yang berani bermain jangka panjang, disiplin menjaga semangat, dan rutin berinvestasi setiap bulannya selama puluhan tahun.
Jadi, tetapkan berapa kontribusi yang akan Anda setor ke reksa dana setiap bulannya. Nilai ini akan Anda investasikan secara rutin dalam jangka panjang. Jika bingung menentukannya, jumlah yang biasanya disarankan adalah sebesar 30% dari pendapatan per bulan.
Tidak ada keuntungan besar yang bisa didapat dalam satu malam. Kebebasan finansial yang ingin Anda raih hanya bisa didapat dari disiplin minimal belasan tahun. Tapi jangan patah semangat melihat durasi investasi tersebut, karena pilihan lainnya yaitu tidak berinvestasi malah lebih merugikan. Fokus pada tujuan Anda, dan jaga semangat berinvestasi.
5. Kenali Toleransi Risiko Anda
Bukan hanya saat berinvestasi di reksa dana saja, tapi dalam menempatkan modal di aset apa pun, selalu faktorkan toleransi risiko Anda.
Berapa banyak uang yang Anda rela jika hilang? Apakah jika harga aset besok jatuh, hidup Anda menjadi terganggu?
Jika toleransi risiko Anda rendah, maka masukkan dana ke reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap saja. Tentu, kerugiannya adalah tingkat keuntungan yang lebih rendah, tapi paling tidak ada rasa aman bahwa modal Anda tidak akan tergerus habis dalam satu malam.
Jika toleransi risiko Anda tinggi, maka reksa dana campuran dan saham menjadi pilihan yang menarik. Karena kemungkinan untungnya tinggi dalam jangka panjang (5-10 tahun), maka kerugian dalam jangka pendek tidak akan banyak mengubah strategi Anda. Jangan khawatir jika harga jatuh. Ingat kembali bahwa tujuan Anda adalah memiliki investasi dalam jangka panjang.