Ini Cara Jitu Memenangkan Ramadan dengan Iklan Native

marketeers article
push advertising Written on Blue Key of Metallic Keyboard. Finger pressing key.

Momentum perayaan Ramadan selalu dirayakan secara spesial. Pada momentum ini, cenderung selalu terjadi peningkatan volume konsumsi. Pemasar harus melihat ini sebagai peluang untuk melipatgandakan penjualannya dibandingkan dengan bulan-bulan normal.

Menurut pengamatan platform iklan MGID, tiap tahunnya industri food & beverage (F&B) dan fesyen selalu menjadi bintang. Dalam dua tahun terakhir, e-commerce juga masuk menjadi bintang, terutama akibat pandemi yang mendorong volume pembelanjaan daring.

Fakta ini mengartikan pemasar, terutama dari industri yang disebutan harus memiliki strategi dan ide out-of-the box untuk meraih perhatian konsumennya. Merek harus tampil berbeda, sehingga terjadi peningkatan konversi penjualan dan memperkuat posisinya dibandingkan kompetitor di pasar.

MGID memberikan tiga tips jitu agar merek bisa memaksimalkan peluang Ramadan untuk beriklan dengan menggunakan iklan native.

1. Bangun awareness

Iklan native industri fesyen (Sumber: MGID)

Kampanye iklan native bisa dimulai dari membangun awareness konsumen terhadap merek yang diiklankan. Hal ini bisa dimulai dengan mengumpulkan informasi tentang siapa target konsumen dan bagaimana mereka mengakses iklan di media.

Selain itu, merek harus memahami Ramadan Journey yang dimiliki konsumennya. MGID mengungkapkan biasanya Ramadan Journey orang Indonesia dimulai dengan membeli kebutuhan diri sendiri pada awal Ramadan dan cenderung memanfaatkan promosi. Pada pertengahan hingga akhir, mereka cenderung berbelanja untuk menghadiahi orang lain dan bersiap memenuhi kebutuhan Idul Fitri.

2. Bangun interaktivitas

Merek perlu memahami bahwa interaksi dengan konsumen harus dilakukan setelah berhasil membangun awareness. Merek bisa memaksimalkan kemampuan iklan native untuk membangun interaktivitas dan visibilitas merek yang lebih tinggi. Sehingga, merek bisa mendapatkan engagement yang tinggi.

Tidak cukup di sana, bagaimana merek bisa benar-benar maksimal dalam memanfaatkan fitur iklan native ini? Caranya dengan memperhatikan thumbnail, headline, deskripsi, dan CTA dalam iklan native agar upaya interaksi tersebut relevan dengan audiens.

3. Tetap kreatif

Untuk membangun iklan dengan pencapaian maksimal, merek harus memastikan kreativitas iklan yang mereka hadirkan.

MGID memberikan contoh iklan native dalam format video untuk pemasar di industri F&B. Hal ini dikarenakan makan dan minum adalah perkejaan yang berbentuk aksi. Dengan video yang menggugah, iklan dapat mendorong call to action konsumen dengan lebih baik.

Iklan native industri F&B (Sumber: MGID)

Sementara itu, pemasar di industri fesyen dan e-commerce bisa memaksimalkan kreativitas pada display dan push notification. Pastikan display iklan jelas dan menarik, seperti angka diskon yang lebih besar atau display pakaian yang sedang tren. Sehingga audiens memahami substansi iklan dan tertarik untuk melakukan aksi pembelian.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS