Populasi sepeda motor di Indonesia jumlah sudah lebih dari 85 juta unit. Dilihat dari penggunanya, sepeda motor di Indonesia masih didominasi dari kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah. Sedangkan dari jenis mesinnya, motor di kelas kapasitas mesin di kisaran 125 cc masih mendominasi.
“Hingga saat ini, skutik menjadi favorit masyarakat Indonesia, khususnya daerah perkotaan. Di lain sisi, permintaan pada motor sport mulai tumbuh belakangan ini. Hal yang sama juga terjadi di motor gede alias moge,” ujar Hari Hari Budianto, Training & After Sales Committee Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) saat ditemui oleh Marketeers beberapa waktu lalu.
Sekarang ini, dilihat dari jenisnya, motor skutik menguasai 64%, motor sport 13% dan motor moped (bebek) sumbang 23%. Jika melihat kapasitas mesin, motor dengan kapasitas dibawah 125 cc masih menguasai 74,24% disusul oleh motor bermesin 125-150 cc sebesar 17,88%, sedangkan motor di atas 150 cc memiliki 7,88% pangsa pasar. Meski angkanya belum besar, tetapi motor sport di atas 150 cc memiliki pertumbuhan terbesar. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan motor bagi masyarakat mulai bergeser dari sekadar fungsional menjadi gaya hidup dan gengsi.
Sementara itu, dari sisi penjualan industri ini menunjukan penjualan tertinggi terjadi di sekitar momen lebaran. Hari menyampaikan bahwa bulan Desember lalu, mayoritas konsumen menunda pembelian. Pertimbangan selisih tahun yang akan menentukan harga jual kembali menjadi pemicunya. Ia melanjutkan bahwa pada Januari 2015, perlahan penjualan akan mulai meningkat. Minimal hingga semester dua di tahun 2015, penjualan akan naik perlahan hingga sampai puncaknya di bulan puasa.
“Setelah mencapai puncaknya, para pemain harus berusaha keras mempertahankan titik tertinggi tersebut hingga pada batas bawah maksimal agar tidak turun secara drastis,” jelas Hari. Di sinilah peran pemasaran dan perangkat-perangkatnya bekerja guna mempertahankan keseimbangan pertumbuhan industri sepeda motor di Indonesia.