Semakin maraknya penggunaan perangkat telekomunikasi seluler dan multimedia diharapkan menjadi peluang pengembangan industri konten di Indonesia. Karakter industri ini yang terbuka tentunya memberi kesempatan bagi pengembang, terutama generasi muda, untuk terlibat membesarkan industri konten. Tak heran, bila mulai bermunculan berbagai kegiatan hingga kompetisi untuk menghasilkan dan memamerkan karya mereka dalam bidang kreatif tersebut.
“Untuk industri animasi, konten, khususnya subsektor permainan interaktif serta layanan komputer dan piranti lunak atau software ini berpotensi besar untuk berkembang. Meskipun, kontribusinya terhadap PDB masih kecil,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Denpasar, Selasa (11/8/2015).
Pihaknya mendorong agar industri televisi memberi kesempatan bagi produk animasi karya anak bangsa berupa slot tayang. Ia yakin hal tersebut turut mempercepat pengembangan industri kreatif supaya bisa menembus industri film, seperti Hollywood, industri periklanan, dan multimedia global.
Secara nasional, geliat industri ini ditandai tingginya pertumbuhan nilai tambah yang dihasilkan dengan rata-rata di atas 10% per tahun selama periode 2010–2013. “Bahkan, kiprah para pelaku industri konten Indonesia sudah semakin mendapat pengakuan di dunia internasional dengan masuknya beberapa aplikasi nasional dalam Asia’s Top Fifty Applications,” tambahnya.
Saleh menegaskan, industri kreatif merupakan salah satu pilar ekonomi nasional. Berdasarkan catatan BPS pada tahun 2013, sektor ini tumbuh 5,76% atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74%, dengan nilai tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7% dari PDB nasional. Dari sisi tenaga kerja, sektor ini mampu menyerap 11,8 juta orang atau 10,7% dari angkatan kerja nasional, diikuti dengan jumlah unit usaha mencapai angka 5,4 juta unit atau 9,7% dari total unit usaha. Aktivitas ekspornya pun baik, yakni mencapai Rp 118 triliun atau 5,7% dari total ekspor nasional.
Dari 15 subsektor ekonomi kreatif, terdapat tiga subsektor yang memberikan kontribusi dominan terhadap PDB, yaitu subsektor kuliner sebesar Rp 209 triliun atau 32,5%, fesyen sebesar Rp182 triliun atau 28,3%, dan kerajinan sebesar Rp93 triliun atau 14,4 %. Melihat lebih dalam pada kinerja ekspor industri fesyen dan kerajinan, ekspor industri fesyen mencapai Rp 76,7 triliun atau meningkat 8% dibandingkan tahun 2012. Sejalan dengan fesyen, pada industri kerajinan pun terdapat peningkatan kinerja ekspor yakni mencapai Rp 21,7 triliun atau meningkat 7,6% dibandingkan tahun sebelumnya.