Conversational marketing dinilai menjadi pendekatan dinamis yang menekankan dialog secara real time dengan pelanggan, mendorong engagement yang lebih dalam sehingga tercipta hubungan yang kuat. Dengan integrasi kecerdasan buatan (AI), conversational marketing telah mengalami perubahan besar, sehingga merevolusi cara merek berinteraksi dengan audiens mereka.
Saat ini, konsumen makin mencari pengalaman yang dipersonalisasi, tanpa batas, dan omnichannel yang memenuhi kebutuhan dan preferensi unik mereka. Conversational marketing yang didukung AI memungkinkan merek dan pemasar untuk memberikan interaksi tersebut dalam skala besar.
Laporan Market Growth menunjukkan pasar software conversational marketing diperkirakan tumbuh dengan CAGR 32,28% hingga tahun 2031. Dilansir dari Forbes, artikel ini membahas evolusi conversational marketing berbasis AI, menyoroti manfaat dan aplikasinya, serta beberapa studi kasus dan peran penting pendekatan tersebut dalam membentuk pengalaman pelanggan di masa depan.
BACA JUGA: Tumpuk di Tengah, Strategi Waroeng Steak Beri Edukasi lewat Content Marketing
Memahami Pemasaran Conversational Marketing yang Didukung AI
Conversational marketing berfokus terhadap strategi yang berpusat pada pelanggan yang menekankan engagement yang bermakna dan personal. Pada era saat konsumen dibombardir dengan iklan yang tidak personal, pendekatan ini menawarkan alternatif yang menyegarkan.
Dengan menggunakan AI atau pesan interaktif, merek dapat secara proaktif melibatkan pelanggan dan mengarahkan mereka secara seamless melalui journey mereka dengan menjawab pertanyaan, memberikan bantuan secara real time, serta mempertahankan leads. Metode ini meningkatkan return on ad spend (ROAS) dan membangun hubungan pelanggan yang kuat dan berbasis kepercayaan.
Conversational marketing menjadi sangat penting dalam situasi sekarang yang mengalami penurunan belanja iklan dan melambatnya tingkat belanja iklan dari tahun ke tahun.
BACA JUGA: Menilik Lebih Jauh Tentang Sustainable Marketing
Pentingnya Conversational Marketing
Pada intinya, conversational marketing berfungsi sebagai katalisator untuk engagement pelanggan dan mengoptimalkan konversi. Berikut manfaat conversational marketing bagi merek:
Branding dan Engagement
Asisten AI, yang berperan sebagai digital ambassador menyuntikkan tone, bahasa dan identitas visual yang unik dari sebuah merek ke dalam interaksi, sehingga menciptakan pengalaman yang tak terlupakan. Baik melalui humor, profesionalisme atau empati, ini akan meninggalkan kesan mendalam bagi pelanggan sehingga meningkatkan kesadaran merek.
Misalnya, chatbot Duolingo memanfaatkan humor dan motivasi, yang mencerminkan identitas mereknya yang friendly, untuk melibatkan pengguna dan mempromosikan belajar bahasa.
BACA JUGA: Lahirkan Menu Baru, Haus! Andalkan Collaborative Marketing
Lead Generation
Asisten AI merevolusi perolehan leads dengan melibatkan pengunjung situs web lewat interaksi yang disesuaikan, menggunakan perilaku pengguna dan demografi untuk mengidentifikasi dan mempertahankan leads potensial melalui saluran penjualan. Proses yang efisien ini menjaring leads berkualitas tinggi, mengoptimalkan upaya pemasaran, dan meningkatkan ROI.
Chatbot AI Coca-Cola di Instagram dan Facebook mengarahkan pengguna ke tempat makan lokal, menjaring leads yang berharga.
Rekomendasi yang Dipersonalisasi
Dengan memanfaatkan algoritme canggih dan data pengguna, asisten AI dapat memberikan rekomendasi produk yang sangat bertarget yang disesuaikan dengan preferensi dan perilaku individu. Model AI dapat mengantisipasi kebutuhan dan preferensi pengguna dengan akurasi yang luar biasa lewat analisis signature pembeli di seluruh web publik sehingga menghasilkan tingkat konversi yang lebih tinggi.
BACA JUGA: Cara Menggabungkan Email Marketing dengan Pemasaran Medsos
Kemampuan asisten AI untuk terus belajar dan beradaptasi berdasarkan interaksi pengguna dapat memastikan bahwa rekomendasi tetap relevan dan berdampak dari waktu ke waktu sehingga mendorong loyalitas dan retensi pelanggan dalam jangka panjang. Chabot Louis Vuitton di halaman Facebook-nya membantu pembeli dengan rekomendasi produk dan memungkinkan interaksi bersama teman untuk meminta pendapat bagi jutaan pengikut.
Sales Enablement
Asisten AI memfasilitasi penjualan langsung dan transaksi tanpa batas melalui conversational interface, yang terintegrasi dengan platform e-commerce untuk pengalaman berbelanja yang lancar. Hal ini meningkatkan kepuasan pelanggan, mendorong tingkat konversi penjualan, dan menumbuhkan pendapatan.
Chatbot AI Starbucks memungkinkan pelanggan untuk memesan kopi dan makanan ringan melalui pesan, sehingga proses pemesanan menjadi lebih cepat dan meningkatkan penjualan.
Strategi dan Praktik Terbaik untuk Implementasi yang Efektif
Integrasi Multichannel
Dengan menggunakan situs web, media sosial, aplikasi perpesanan, email, dan SMS untuk terhubung dengan pelanggan di seluruh platform pilihan, merek dapat memastikan jangkauan yang komprehensif. Experience merek yang terintegrasi memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Alur Percakapan yang Dinamis
Menciptakan alur percakapan yang adaptif yang dipersonalisasi sesuai dengan profil pelanggan dan sesuai konteks memastikan keterlibatan yang relevan dan meningkatkan pengalaman pengguna untuk mendorong konversi dan loyalitas.
Framework Analitik yang Mumpuni
Menggunakan tools canggih untuk memantau matriks, seperti engagement, waktu respons dan skor kepuasan dapat membantu menggali insight untuk peningkatan strategi.
Kesimpulan
Pada intinya, conversational marketing yang didukung AI mewakili pergeseran paradigma dalam engagement pelanggan, memperkuat merek untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dan memberikan pengalaman yang tak tertandingi. Dengan memanfaatkan asisten AI dan interaksi yang dipersonalisasi, merek dan melewati lanskap pemasaran modern dengan agile dan tepat, mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan membina hubungan pelanggan yang berkesinambungan.
Seiring dengan perkembangan AI, integrasinya dalam strategi conversational marketing menjanjikan untuk mendefinisikan ulang batasan engagement pelanggan dan meningkatkan interaksi merek-konsumen ke tingkat yang lebih tinggi.
Editor: Ranto Rajagukguk