Situs Aviation-Safety.net beberapa waktu lalu merilis daftar maskapai paling aman dan tidak aman di dunia. Yang mengejutkan adalah bahwa sembilan dari sepuluh maskapai tidak aman di dunia berasal dari Indonesia. Bahkan, Citilink yang merupakan bagian dari Garuda Indonesia ada dalam daftar tersebut.
Tentu saja hal itu langsung dibantah oleh ketua asosiasi penerbangan INACA sekaligus CEO Garuda Indonesia Arief Wibowo. Ia mempertanyakan parameter situs penerbangan tersebut melakukan penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan. Karena pada dasarnya ia selalu mengutamakan keamanan sebagai salah satu faktor penting dalam penerbangan.
Ketika memperkenalkan armada baru di Garuda City Center di Cengkareng pada Senin (1/2/2016), Arief mempertegas hal itu. Selain soal penerbangan, Arief juga memperlihatkan bahwa penerbangan Indonesia khususnya Garuda Indonesia memiliki prioritas keamanan tinggi. “Divisi teknik kami GMF (Garuda Maintenance Facility) AeroAsia baru-baru ini mendapatkan sertifikasi low risk dari FAA, Federal Aviation Administration. Itu artinya penerbangan kita diakui keamanannya oleh dunia luar,” ujarnya.
Status aman ini tentu penting mengingat Garuda Indonesia saat ini sedang ekspansi ke pasar penerbangan global. Kedatanggan armada Airbus terbaru sebanyak empat unit tahun ini adalah bukti bahwa maskapai plat merah ini serius menanggapi isu keamanan.
“GMF diaudit dan banyak yang beranggapan maskapai-maskapai Indonesia tidak aman. Tapi, pengakuan internasional ini merupakan bukti kalau kita mau, kita pasti bisa. Status low risk yang didapat GMF ini adalah tingkatan paling tinggi. FAA saja sudah mengakui bahwa GMF memiliki sistem manajemen keamanan yang sudah diaudit,” ujar Komisaris Utama Garuda Indonesia Jusman Syafii Djamal.
Editor: Sigit Kurniawan