Ini Perusahaan Jerman di Balik PLTS Pulau Sumba

marketeers article
Pertumbuhan jumlah populasi dan industri yang tinggi di Indonesia membuat kebutuhan energi terus meningkat. Berbagi upaya dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kapasitas tenaga listrik. Akan tetapi, sumber energi fosil yang selama ini digunakan kian menipis. Sumber energi terbarukan pun menjadi harapan. Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
 
Melihat potensi sumber daya matahari yang melimpah di Indonesia, memantapkan niat Conergy berinvestasi di sektor PLTS. Baru-baru ini, perusahaan yang bermarkas di Jerman itu memenangkan proyek PLTS di tiga kota di provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu Sumba Timur, Ende, dan Maumere.
 
Conergy tak boleh melakukan proyek itu seorang diri. Sebab itu, pihaknya mesti menjalin kerja sama dengan PT Buana Energi Surya Persada dan PT Indo Solusi Utama untuk membangun tiga fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berjenis ground-mounted solar photovoltaic (PV) dengan kapasitas 1-megawatt. Kontrak kerja sama ini merupakan proyek berskala besar Conergy pertama di Indonesia.
 
Conergy bertanggung jawab pada pekerjaan teknis, membuat perencanaan, desain, serta penyediaan komponen untuk pembangkit listrik tersebut. Pembangunan serta pemasangan di Sumba Timur ditangani oleh PT Buana Energi Surya Persada, sedangkan untuk wilayah Ende dan Maumere oleh PT Indo Solusi Utama. Keseluruhan proyek diperkirakan beroperasi 100% pada pertengahan tahun 2016.
 
Rico Syah Alam, Presiden dan CEO PT Buana Energi Surya Persada mengatakan, melalui investasi Tenaga Surya ini, pihaknya berkomitmen untuk mendukung pemerintah mewujudkan program energi 35.000 MW. 
 
“Dengan dukungan dari Conergy, kami antusias membangun PLTS Photovoltaic pertama di Indonesia dan memperlihatkan kepada dunia bahwa potensi tenaga surya di Indonesia sangatlah besar,” tuturnya.
 
Alexander Lenz, Presiden Conergy Asia & Middle East menabahkan, adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), membuat negara di kawasan ini menciptakan pasar global yang lebih terhubung. Indonesia, kata Lenz, merupakan negara besar yang kaya akan sumber daya energi terbarukan. Dengan ini, Indonesia memiliki daya saing di bidang energi ASEAN.
 
“Pemanfaatan sumber daya ini akan berkontribusi untuk membangun pasokan energi negara dan akan memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Selain itu, proyek ini memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat di wilayah NTT,” kata Lenz. 
 
Seperti diketahui, Pulau Sumba, yang terletak di provinsi NTT menjadi salah satu daerah yang kurang berkembang. Saat ini, lebih dari setengah penduduk pulau Sumba tidak memiliki akses jaringan listrik, dan 85% listrik yang digunakan dihasilkan oleh mesin diesel atau solar.
 
Jika tiga pembangkit listrik tenaga surya ini telah beroperasi, baik Sumba Timur, Ende, maupun Maumere akan mendapat aliran daya listrik lebih dari 1400 MWh setiap tahunnya. Dengan rata-rata pemakaian listrik tiap rumah tangga 10 kwh/bulan, kurang lebih 35 ribu rumah tangga akan mendapat akses jaringan listrik di masa yang akan datang.
 
Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS