Ajang adu daya saing Badan Usaha Milik Negara, BUMN Marketeers Awards 2018 segera dimulai. Dalam gelaran ini, ratusan BUMN akan bersaing menunjukkan prestasi terbaik mereka. Namun, apa saja yang sebenarnya dipertimbangkan dalam proses penjurian nanti?
Ditemui dalam proses sosialisasi BUMN Marketeers Awards 2018, Deputy CEO of MarkPlus Inc, Taufik mengatakan gelaran ini mencari BUMN yang memiliki kemampuan world class player.
“Untuk itu poin penilaian yang dilakukan tidak sembarangan. Setelah menerima seluruh laporan data yang diberikan peserta, dewan juri akan melakukan penilaian berdasarkan beberapa kategori, meliputi strategic, tactical, dan special award,” ungkap Taufik.
Strategic
Metode penilaian ini akan dibagi dewan juri ke dalam sejumlah bobot, meliputi brand management dengan kinerja brand di pasar internasional meliputi brand awareness, association, dan preference dengan bobot 40%, product management atau product portofolio yang terdiri dari product sales and product profitability berbobot 30%.
“Terakhir, dewan juri juga memberikan bobot 30% untuk menilai customer management yang mengukur tingkat keintiman dengan customer, profitabilitas pelanggan, dan customer portofolio,” jelas Taufik.
Tactical
Poin penilaian ini memiliki proporsi seimbang antara sales (50%) dan service (50%). Nilai sales yang dijual meliputi penjualan di pasar nasional maupun internasional. Sementara penilaian service didasari atas kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Special Award
Ada cukup banyak poin penilaian di sini. Penilaian akan terfokus pada bagaimana para peserta melakukan branding campaign of the year pada ATL (20%), BTL (20%), Public Relation (30%), dan digital (30%). Tidak hanya itu, penilaian juga didasarkan pada konsep Marketing 3.0.
“Mudahnya, kami ingin mencari perusahaan yang menyeimbangkan antara profit, planet, people. Jadi ada aspek sosial ke manusia itu sendiri dan lingkungan,” jelas Taufik.