Masuknya jaringan 4G LTE ke Indonesia menjadi angin segar bagi pelaku industri kreatif yang memanfaatkan media sosial sebagai platform. Terlebih bagi mereka yang gemar berkarya lewat video. Pasalnya, koneksi internet yang semakin cepat akan mendorong masyarakat untuk lebih doyan berselancar di dunia maya, termasuk menonton video. Tentu, hal ini bisa menjadi peluang bagi para pemasar.
Sebagai agregator bagi para pembuat film yang memiliki ketertarikan di video online, Layaria Network menangkap peluang ini. Dennis Adhiswara, pendiri Layaria Network menyambut baik kehadiran 4G LTE di Indonesia. Tentu, dengan adanya hal ini Layaria bisa lebih melebarkan sayapnya.
Dennis mengungkapkan konten-konten yang tersedia di website Layaria Network tidak hanya dinikmati oleh pengguna desktop. Para pengguna mobile smartphone juga kerap mengakses video garapan para partner Layaria. “Dengan adanya 4G LTE, konten kami bisa diakses di mana pun dengan cepat,” kata Dennis kepada Marketeers di Jakarta beberapa waktu lalu. Para sponsor Layaria, sambung Dennis, juga menyambut baik hal ini.
Di awal kemunculan Layaria pada 2012, berpromosi lewat video online belum terlalu dilirik oleh para pemasar Indonesia. Mereka lebih memilih berpromosi lewat kata-kata melalui platform media sosial Twitter. Kini, pemasar bisa melihat peluang besar berpromosi melalui medium video online. Dennis mengaku, sekitar 15 % dari portofolio karya yang ada di Layaria merupakan hasil kerjasama dengan sejumlah brand.
Alasan lainnya yang menguatkan video online layak diperhitungkan sebagai media promosi adalah kebiasaan masyarakat. “Masyarakat Indonesia lebih senang menonton daripada membaca,” ungkap Dennis.