Inilah Pandangan Investor Pada Sektor Kelistrikan Dalam Negeri

marketeers article
12207809 electric pylon at sunset

Pengembangan sektor ketenagalistrikan sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Untuk mendukung pembangunan ini, sangat penting agar pemerintah dan PLN mengatasi berbagai tantangan yang oleh para investor diyakini dapat menghambat pertumbuhan sektor ketenagalistrikan Indonesia.

Berdasarkan riset yang diadakan oleh PwC Indonesia bersama Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) ditemukan bahwa sebanyak 96% responden meyakini bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 tidak dirancang untuk mengantisipasi dan menghadapi tantangan-tantangan dalam sektor ketenagalistrikan yang ada saat ini maupun di masa depan secara memadai.

Sementara itu, hanya 39% merasa bahwa kerangka kerja regulasi dan hukum di Indonesia mendukung investasi swasta (turun dari angka 89% tahun lalu). Terlebih saat ini Indonesia menghadapi persaingan ketat dari negara-negara tujuan investasi lainnya yang menarik bagi perusahaan-perusahaan multinasional, seperti Vietnam dan Filipina.

Sebanyak 94% responden meyakini bahwa ketidakpastian peraturan merupakan penghalang besar untuk berinvestasi dalam proyek-proyek pembangkitan listrik baru berskala besar. Menyusul ketat, 71% responden meyakini bahwa kurangnya Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) yang standar dan bankable juga merupakan penghalang besar.

Saat ini, banyak yang berharap penurunan biaya pembangkitan energi terbarukan dan ketersediaan teknologi penyimpanan yang biayanya efisien diharapkan memiliki dampak terbesar pada sektor ketenagalistrikan Indonesia.

Menurut Yanto Kamarudin, Energy, Utilities & Mining Partner di PwC Indonesia melihat ada tiga hal menjadi sorotan sebagai faktor-faktor yang paling mempengaruhi sektor ketenagalistrikan Indonesia. Ketiganya adalah pertumbuhan populasi, kota-kota besar, dan teknologi-teknologi baru yang mengganggu. Pengembangan pembangkit listrik terbarukan dan penyimpanan baterai dapat membawa perubahan besar dalam lanskap ketenagalistrikan Indonesia.

“Dalam laporan ini, kami membahas isu-isu seperti perencanaan ketenagalistrikan, optimisme investor, imbal hasil bagi investor, peraturan, dan isu-isu penting lainnya. Kami berharap agar pemerintah dapat mempertimbangkan umpan balik yang konstruktif ini dan bekerja sama erat dengan IPP untuk mengalirkan listrik ke seluruh pelosok Indonesia demi manfaat seluruh rakyat Indonesia,” jelas Kamarudin.

Editor: Sigit Kurniawan

Related