Inilah Sektor Potensial yang Bisa Digarap Indonesia dan Selandia Baru
Indonesia dan Selandia Baru berupaya meningkatkan nilai perdagangan bilateral hingga dua kali lipat minimal dalam empat tahun ke depan. Kedua negara melihat, industri Makanan dan Minuman (Mamin) menjadi salah satu sektor yang potensial lantaran kedua negara memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Pada tahun 2017, nilai perdagangan kedua negara berdasarkan data Kementerian Perindustrian mencapai NZ$ 1,76 miliar atau sekitar Rp 17,6 triliun yang ditargetkan bakal menjadi NZ$ 4 miliar atau setara dengan Rp 40 triliun.
“Kedua negara berminat menjalin kemitraan di sektor industri makanan dan minuman karena sama-sama dikaruniai sumber daya alam yang melimpah,” ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (04/10/2018).
Airlangga menambahkan, apalagi bagi Indonesia, industri makanan dan minuman konsisten memberikan kontribusi besar bagi pereknomian nasioanl, tercermin dari sumbangsih terhadap PDB industri pengolahan nonmigas mencapai 35,87%.
Indonesia juga membuka peluang besar bagi Negeri Kiwi tersebut untuk meningkatkan investasi, terutama di sektor industri pengolahan susu. Pasalnya, industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor andalan bagi Selandia Baru. Mereka menjadi investor dan pengekspor produk susu terbesar dunia, termasuk ke Indonesia.
“Contohnya, Fonterra yang telah menanamkan modalnya di Indonesia sebesar Rp735 miliar (NZ $ 36 juta) sejak tahun 2015 lalu,” ungkapnya. Pembangunan pabrik pengolahan susu di Bekasi, Jawa Barat adalah realisasi investasi terbesar perusahaan tersebut di kawasan Asean dalam satu dekade terakhir.
Di sisi lain, Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson menambahkan, mereka melihat peluang besar bagi Selandia Baru untuk berkontribusi dan mendukung Indonesia dalam pengembangan di bidang teknologi.
Saat ini, Selandia Baru sedang menerapkan solusi inovatif di sektor manufaktur fast-moving consumer goods (FMCG), termasuk pembangunan dan konstruksi untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas.
“Perusahaan-perusahaan Selandia Baru serius mengembangkan kemitraan dengan Indonesia untuk mendorong penerapan teknologi di semua sektor, termasuk manufaktur. Apalagi saat ini kita berupaya masuk ke era revolusi industri 4.0 dengan peralihan teknologi inovatif sebagai hal yang vital,” jelas Trevor.
Editor: Sigit Kurniawan