Priceza Indonesia, salah satu pelopor mesin pencari belanja (shopping search engine) dan platform pembanding harga di Indonesia, merilis temuan terkait sepuluh toko online terpopuler dan kebiasaan belanja konsumen Indonesia.
Perkembangan e-commerce tidak terbendung di era digital. Bahkan, peralihan pola transaksi masyarakat secara luring (offline) ke daring (online) sempat ditengarai menjadi salah satu variabel penyebab melemahnya daya beli masyarakat yang sempat menjadi isu hangat beberapa waktu lalu.
Statista menyebutkan penetrasi internet Indonesia pada tahun 2017 mencapai 104 juta orang (hampir 40% dari populasi). Pada Agustus 2017, Bank Indonesia mengungkap total transaksi online di Indonesia yang diperkirakan sebesar Rp 75 triliun pada tahun 2016, dengan sekitar 24 juta orang berbelanja online. Angka-angka ini diperkirakan akan terus bertumbuh pesat karena angka tersebut masih tergolong rendah dibanding potensi pasar digital Indonesia.
Dua raksasa e-commerce di Indonesia, Tokopedia dan BukaLapak mengumumkan bahwa nilai transaksi bulanan mereka telah menembus angka Rp 1 triliun. Bahkan, BukaLapak merinci bahwa transaksi hariannya menyentuh angka Rp 50 miliar pada tahun 2016. Angka tersebut naik secara sangat signifikan, dibandingkan tahun 2015 (Rp 7 miliar) dan 2014 (Rp 500 juta).
Informasi di atas merupakan argumen kuat untuk menyimpulkan bahwa industri e-commerce sedang naik daun belakangan ini. Merespons fenomena ini, Priceza berinisiatif melakukan studi untuk menelisik lebih jauh tentang industri e-commerce di Indonesia.
e-commerce terpopuler di Indonesia
Berdasarkan data internal Priceza yang didapat dari jumlah klik rujukan ke platform e-commerce selama periode Oktober 2017-Maret 2018, Tokopedia berada di urutan pertama (35%), lalu disusul oleh BukaLapak (13%). Tentunya bukan sesuatu yang mengejutkan bagi mereka yang akrab dengan belanja online di Indonesia.
Dengan kata lain, satu dari tiga orang yang mengunjungi Priceza untuk melakukan pencarian akan melanjutkan kunjungannya ke Tokopedia. Atau, satu dari dua orang yang mengunjungi Priceza akan berakhir dengan rujukan ke Tokopedia atau BukaLapak. Ini menunjukkan dominasi keduanya dalam industri e-commerce di Indonesia.
Selain dua platform tersebut, ada juga beberapa pemain lainnya yang secara konsisten turut mewarnai konstelasi. Di antaranya Lazada yang merangsek naik satu tingkat ke posisi tiga (13%), Blanja, Bhinneka, Kaskus Marketplace, dan Blibli.
Ada juga beberapa nama baru yang ikut meramaikan persaingan, yaitu Shopee, Jualo, dan Ralali yang berturut-turut bertengger di posisi empat, enam, dan sepuluh. Mereka pada tahun sebelumnya tidak termasuk dalam sepuluh besar e-commerce terpopuler. Ketiganya berhasil menggeser nama-nama besar seperti Elevenia, MatahariMall, dan Alfacart.
Menurut Bayu Irawan, Co-Founder & Country Head Priceza Indonesia, “Secara singkat, industri e-commerce Indonesia masih didominasi oleh para pemain lama, meskipun ada catatan beberapa nama baru yang mulai muncul sebagai platform favorit”.
“Ini kabar baik bagi nama-nama yang baru masuk dalam sepuluh besar sekaligus mengkonfirmasi bahwa pendekatan taktik mereka terhadap pasar digital di Indonesia bisa dikatakan berhasil. Tentunya hal ini juga menjadi tantangan baik bagi pendatang baru dan pemain lama untuk mempertahankan posisi mereka,” kata Bayu.
Editor: Sigit Kurniawan