Inisiatif Hypefast Dukung Industri Ekraf dan Brand Lokal Indonesia
Hypefast bersama Forbes Indonesia sukses menyelenggarakan Indonesia Brand Founders Summit 2022 dengan tema New Era, 13 Oktober 2022 lalu. Acara yang diklaim sebagai konferensi merek konsumen lokal di Asia Tenggara ini mengangkat berbagai topik mengenai perkembangan brand asal Indonesia.
Achmad Alkatiri, Founder dan CEO Hypefast menjelaskan Indonesia Brand Founders Summit 2022 merupakan upaya perusahaan untuk turut mendorong industri ekonomi kreatif serta merek lokal Tanah Air.
Melalui acara ini, Hypefast ingin memberikan wadah diskusi antara sesama pemilik merek dan mereka yang berminat untuk membangun brand.
“Merek lokal saat ini tumbuh secara signifikan seiring dengan respons positif masyarakat. Hal ini dilatarbelakangi dengan banyaknya kemunculan produk-produk baru yang lebih relevan untuk konsumen lokal dengan harga relatif terjangkau,” kata Achmad.
Sejak tahun 2020, Hypefast tidak hanya menyalurkan investasi sebesar lebih dari Rp 500 miliar. Akan tetapi, perusahaan juga menyediakan tim ahli, ekosistem retail yang terintegrasi, serta berbagai inisiatif lainnya, untuk membantu brand lokal semakin berkembang.
“Kami terus berkomitmen mendukung pertumbuhan brand lokal guna mendorong perekonomian masyarakat dan mempercepat pemulihan rantai perekonomian Indonesia. Kami percaya upaya ini dapat meningkatkan sekaligus menguatkan masa depan merek asal Indonesia,” ujar Achmad.
Indonesia Brand Founder Summit 2022 ini terdiri dari 11 panel diskusi dengan lebih dari 30 pembicara. Selain itu, pada acara tersebut juga akan diperkenalkan 10 Hypefast Brand Founders of The Year Class of 2022 yang telah menjalani penjurian sejak Juni lalu.
“Kami berharap Indonesia Brand Founders Summit 2022 dapat menghasilkan sebuah solusi bersama, untuk memajukan brand lokal, serta insight yang dapat menginspirasi dan memotivasi pemilik merek generasi selanjutnya di Indonesia. Apalagi revenue per tahun dari brand-brand yang berpartisipasi di acara ini hampir mencapai sekitar Rp 13 triliun,” tutur Achmad.
Editor: Ranto Rajagukguk