PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports menargetkan untuk menjadi operator bandara kedua terbesar di dunia pada tahun 2045. Perseroan membidik potensi valuasi sebesar US$ 8 miliar atau setara Rp 127,4 triliun (kurs Rp 15.926 per US$).
Faik Fahmi, Direktur Utama InJourney Airports menjelaskan sejak dibentuk pada 28 Desember 2023, perusahaan menduduki posisi operator bandara kelima terbesar di dunia. Dia mengeklaim integrasi Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II bukan hanya memperkuat posisi perusahaan di mata dunia, tetapi juga menjadi operator bandara terbesar.
BACA JUGA: Kuartal III 2023, InJourney Bukukan Laba Bersih Rp 1,14 Triliun
“Untuk itu, InJourney Airports hadir untuk menjadi solusi dalam menghadapi tantangan industri aviasi dan pariwisata Indonesia,” kata Faik melalui keterangannya, Rabu (3/4/2024).
InJourney Airports mengelola 35 bandara yang mencakup wilayah Barat hingga Timur Indonesia. Dengan jumlah bandara itu, perseroan melayani 615 rute domestik dan 192 rute internasional dengan setidaknya memiliki kapasitas bandara mencapai 217 juta penumpang.
BACA JUGA: Naik 134,4%, Laba Bersih InJourney Tembus Rp 706 Miliar pada Kuartal II
Dengan kekuatan 35 bandara yang dikelola perusahaan, InJourney Airports dapat dibilang menjadi wajah bangsa Indonesia. Berdasarkan data statistik Angkutan Udara pada 2019, bandara-bandara InJourney Airports melayani sekitar 170,45 juta penumpang atau 88,5% dari total trafik penumpang di seluruh bandara di Indonesia.
Melalui tantangan serta solusi yang diberikan, InJourney Airports diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, maupun ekosistem Grup InJourney.
Bagi pemerintah, InJourney Airports dapat meningkatkan kontribusi pendapatan negara melalui dividen serta mendukung capaian visi 10 Bali Baru. Adapun bagi masyarakat, InJourney Airports tentu dapat menjadi sarana konektivitas domestik dan internasional, memberikan experience kepada penumpang, serta berkontribusi meningkatkan cakupan dan kecepatan kargo.
“Karena itu, kami hadir untuk menjawab tantangan industri aviasi Indonesia dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas layanan publik yang menjadi manfaat substansial bagi Indonesia,” ujar Faik.
Editor: Ranto Rajagukguk