PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (Uni-Charm) menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan hidup lewat peluncuran produk terbaru. Produk yang mereka luncurkan kali ini merupakan pembalut yang menggunakan bio material yang berasal dari tumbuhan tebu, yakni Charm Herba Ansept+ Bio.
Produk yang diluncurkan ini menggunakan bio material di kemasan luar, kemasan individual, dan top sheet. Ini merupakan langkah yang diambil untuk pertama kalinya di Unicharm Group.
Selain itu, bio material juga digunakan pada bagian back sheet. Harapannya, langkah ini bisa mengurangi penggunaan jumlah plastik berbahan dasar minyak bumi.
“Untuk meluncurkan pembalut menggunakan bio material, departemen research and development (R&D) kami melakukan riset selama kurang lebih empat tahun. Kami juga bekerja sama dengan badan riset dalam dan luar negeri untuk melakukan trial and error berulang kali,” kata Yuji Ishii, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk.
Ishii menjelaskan pada bagian top sheet yang bersentuhan dengan kulit, Uni-Charm menggunakan material dari saringan serat tebu. Sementara itu, untuk back sheet, kemasan individual, dan kemasan luar juga menggunakan bahan serupa.
Ini merupakan langkah Unicharm Group untuk berkontribusi dalam upaya pengurangan plastik berbahan dasar minyak bumi. Strategi serupa sebelumnya dilakukan oleh Uni-Charm namun dengan peluncuran pembalut Charm Safe Night dan masker Protect Pollution yang kemasannya menggunakan kertas pada tahun lalu.
Tahun ini, Uni-Charm juga meluncurkan popok bayi MamyPoko Royal Soft New Born tipe perekat dengan kandungan kapas organik dalam edisi terbatas pada pertengahan bulan Juni. Produk ini disiapkan untuk dijual khususnya di online shop.
Uni-Charm ingin turut berkontribusi pada target nomor 12, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Salah satu elemennya adalah slogan perusahaan Ethical Living for SDGs (Sustainable Development Goals).
“Untuk ke depannya, kami akan terus berusaha memecahkan masalah konservasi lingkungan dan sosial. Selain itu, kami juga ingin berkontribusi pada perwujudan SDG,” tutur Ishii.
Editor: Ranto Rajagukguk