Usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) masih memiliki tantangan besar yang harus dihadapi. Salah satunya bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar. Untuk menjadi lebih siap dengan berbagai tantangan, maka UKM terus diajak untuk go digital. Tidak hanya pemerintah, banyak pihak ikut mendorong UKM untuk mulai masuk ke ranah digital.
Memahami pentingnya digitalisasi ini, Du Anyam kemudian mengambil inisiatif untuk hadir menggerakkan revolusi digital bagi UKM kreatif Indonesia. Berawal dari kebutuhan yang dirasakan dari Du Anyam sendiri, UKM kriya dengan pengrajin di daerah terpencil yang ada di Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan ini memperkenalkan Krealogi.
“Ketika bicara mengenai transformasi digital, banyak yang beranggapan bahwa ini semua tentang bagaimana UKM menjual barangnya secara online. Namun, belum banyak yang menyadari ada aspek lain yang perlu diketahui, lebih dari sekadar mempromosikan dan menjual barangnya di marketplace atau media sosial,” ujar CEO Krealogi Azalea Ayuningtias.
Saat ini, banyak UKM masih berjuang untuk bangkit di tengah pandemi. Namun, bicara mengenai teknologi dan digitalisasi ini sendiri jauh sebelum pandemi, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan pentingnya UKM untuk mengikuti perkembangan industri 4.0. Kini, dengan adanya pandemi, transformasi digital kemudian menjadi prioritas utama dari pemerintah dan berbagai institusi yang mendukung UKM.
“Pada kenyataannya, salah satu kunci dari revolusi industri 4.0 bagi industri yang bisa tumbuh dan bertahan adalah sistem dan pengolahan data. Karena, dengan sistem dan pengolahan data yang baik suatu bisnis bisa mengetahui performa bisnisnya saat ini, mengevaluasi, melihat ruang untuk perbaikan, dan memperluas pasar baru,” tutur Azalea.
Krealogi awalnya merupakan aplikasi internal Du Anyam yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas sistem manajemen mereka. Dengan meningkatnya permintaan pasar dan bertambahnya jumlah pengrajin di Du Anyam dari 10 pengrajin menjadi lebih dari 1.400 pengrajin saat ini. Du Anyam menyadari pencatatan produksi dan pembayaran serta monitoring status pesanan tidak bisa lagi dilakukan dengan manual.
Aplikasi ini dibangun pada tahun 2019 untuk digunakan tim Du Anyam di desa-desa untuk pencatatan secara real time di ponsel mereka. Hal ini pun diakui Azalea meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja hingga dua kali lipat.
“Melihat terbantunya kami dengan aplikasi ini, kami tergerak untuk memperbesar dampak positif ini kepada para UKM lainnya. Karena itu, kami merangkum semua pembelajaran, sistem dan teknologi yang kami rasa bermanfaat di Du Anyam, kini menyebarluaskannya ke pelaku UKM lewat Krealogi,” pungkas Azalea.
Aplikasi ini mendapatkan soft launching di Google Playstore pada Desember 2020. Kini, sudah tercatat mengantongi jumlah unduhan hampir 10.000 pengguna.
Tidak hanya memberikan kemudahan sistem manajemen. Di dalamnya, pengguna dapat menemukan modul pembelajaran Krealogi yang terkait manajemen dan operasional yang juga tersedia di berbagai learning platform.
“Kami berharap Krealogi dapat menjadi penggerak revolusi digital bagi UKM kreatif. Terlebih lagi, dalam persiapan untuk menyambut kebangkitan geliat ekonomi pascapandemi,” tutup Azalea.
Editor: Eko Adiwaluyo