Isu keberlanjutan telah menjadi topik penting di berbagai kalangan. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi, PT Pertamina (Persero) pun terus mengembangkan inovasi teknologi dalam rangka kontribusinya dalam keberlanjutan di Indonesia.
Komitmen ini pun disampaikan oleh Suripno selaku Vice President (VP) Sustainability Strategy Pertamina. Suripno mengungkapkan salah satu pilar utama yang dijalankan pihaknya dalam rangka transisi energi adalah penerapan inovasi teknologi dan digitalisasi.
“Inovasi teknologi dan transformasi digital telah mendukung upaya kami untuk mencapai target keberlanjutan, terutama dalam transisi energi. Misalnya, dalam hal digitalisasi, kami membutuhkan banyak tindakan untuk mendukung upaya mitigasi risiko keberlanjutan, jadi kita bisa menjalankan rencana dengan lebih baik,” kata Suripno dalam acara Building Impactful Sustainability Outcomes yang berlangsung pada Rabu (16/10/2024).
BACA JUGA TEI 2024, UKM Binaan Pertamina Tembus Transaksi Rp 163,5 Miliar
Suripno menambahkan teknologi digital memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan, terutama melalui peningkatan efisiensi energi.
“Beberapa langkah strategis yang dilakukan telah memberikan pendapatan tambahan atau penghematan biaya, seperti misalnya ketika kami melakukan efisiensi energi, yang sekarang berkontribusi sekitar 60% terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca kami,” ujar Suripno.
Selain itu, Suripno menambahkan Pertamina juga memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan produk rendah karbon, seperti biodiesel.
“Saat ini, Pertamina telah mencapai produksi B35, di mana 35% biodiesel yang dipasarkan berasal dari energi rendah karbon. Pertamina juga berencana meningkatkan kadar biodiesel ini hingga B40, sebagai bagian dari komitmen untuk menyediakan energi yang lebih bersih,” ucap Suripno.
BACA JUGA Pertamina Patra Niaga Turunkan Harga Pertamax, Jadi Segini!
Sementara itu, untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060, Pertamina mengandalkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Teknologi tersebut memungkinkan perusahaan untuk menangkap emisi karbon dioksida (CO2) dari proses operasionalnya dan menyimpannya di bawah tanah pada kedalaman 1.000 hingga 3.000 meter.
Dengan demikian, CO2 yang dihasilkan dapat dikurangi secara signifikan, mendukung tujuan keberlanjutan perusahaan. Selain itu, Pertamina juga melakukan inisiatif berupa Natural-Based Solutions, seperti penanaman pohon untuk menyerap emisi CO2.
Semua upaya ini diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan potensial bagi Pertamina pada masa depan.
Editor: Ranto Rajagukguk