Sebagai bagian dari inovasi terbarunya, Bank Sumsel Babel (BSB) pada 23 Januari lalu meluncurkan layanan nasabah prioritas. Layanan nasabah prioritas ini menetapkan saldo minimum sebesar Rp 500 juta. Untuk saat ini, layanan dipusatkan di lantai dua kantor pusat BSB.
Peluncuran layanan baru tersebut didasarkan pada perkembangan kondisi nasabah yang mendukung prioritas. Menurut Direktur Utama BSB Muhammad Adil, saat ini BSB memiliki 1.500 nasabah yang memiliki uang di atas Rp 500 juta tersebut. Total dana yang masuk dalam nasabah prioritas ini mencapai Rp Rp 1,7 triliun. “Kami jadikan mereka nasabah prioritas. Yang kami jual tetaplah servis, minimal sama dengan prioritas lainnya,” kata Adil kepadaMarketeers.
Untuk mendukung layanan tersebut, BSB melengkapi dengan dua counter teller, marketing, dan customer service khusus nasabah prioritas. Menurut Adil, salah satu kunci dari BSB mengembangkan layanannya – termasuk layanan baru prioritas – adalah pemasaran yang baik. Sebab itu, BSB melengkapi diri dengan tim marketing yang siap menjemput bola, baik ke rumah maupun kantor nasabah.
Seperti yang disampaikan Adil dalam peluncuran prioritas, keunggulan layanan ini mencakup layanan yang bebas antre, pick-up service, produk treasury, safe deposit box, bill paying service, fund transfer, kartu ATM, free executive lounge, sampai aneka promo dan diskon saat nasabah belanja di merchant-merchant yang berkerjasama dengan BSB.
Keberadaan prioritas ini, sambung Adil, esensinya adalah memberikan kenyamanan kepada nasabah. Adil optimitis dengan layanan ini, BSB mampu mendongkrak jumlah nasabah 20% dari total nasabah BSB saat ini sebanyak 1,7 juta nasabah. Pada tahun 2015, BSB menargetkan bisa menambah 1.500 nasabah prioritas baru lagi sehingga di akhir tahun mencapai 3.000 nasabah prioritas.
Diluncurkannya layanan prioritas tersebut membuktikan BSB sebagai bank daerah menjadi bank yang unggul dan tidak mau kalah dengan bank-bank berskala nasional maupun global. Boleh dibilang BSB mampu mengatasi jebakan-jebakan yang biasa dialami oleh bank-bank daerah, seperti geografis, demografis, maupun psikologis. “Jadi, kami senantiasa mengajak tim untuk melakukan yang terbaik. Tidak gampang memang,” kata Adil.