Intel Kucurkan Dana US$ 20 Miliar Bangun Pabrik Prosesor Baru

marketeers article
Ilustrasi logo Intel. (FOTO: 123rf)

Intel mengumumkan rencana menanamkan investasi senilai US$ 20 miliar untuk bangun komplek pabrik prosesor baru di Ohio, Amerika Serikat. Pembangunan fasilitas produksi anyar tersebut menjadi upaya menaikkan kapasitas produksi mereka untuk skala domestik, sekaligus membantu kendala kelangkaan chip semikonduktor yang dialami berbagai sektor industri secara global berdasarkan pernyataan pada Jumat (21/1/2022).

Komplek pabrik baru milik Intel nantinya dibangun dekat kota Columbus, Ohio menurut salah seorang sumber yang dilansir oleh Times. Menurut berbagai laporan lainnya dalam komplek itu akan dibangun dua bangunan fasilitas produksi prosesor milik Intel yang diperkirakan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar tiga ribu orang.

Pengumuman investasi senilai US$ 20 miliar dari Intel untuk bangun pabrik prosesor baru disebut sebagai proyek besar dari negara bagian Ohio membangun basis produksi teknologi di daerahnya. Bahkan, seperti dilansir dari Reuters, ada kemungkinan bahwa fasilitas pengembangan dan produksi di dalamnya berkembang sebagai yang terbesar di dunia.

Berdasarkan laporan yang dimuat oleh Forbes, langkah Intel bangun pabrik prosesor baru akan diawali pada tahun ini. Sementara, perkiraan awal proses produksi dalam dua fasilitas anyar milik perusahaan asal Amerika Serikat itu baru bisa berjalan pada 2025 mendatang. Dengan membangun fasilitas produksi baru, Intel berharap bisa lebih kompetitif bersaing dengan produsen perangkat prosesor dan chip asal China.

“Sampai saat ini, perusahaan asal Amerika Serikat tidak kompetitif dari segi finansial, untuk memproduksi perangkat semikonduktor secara domestik. Pembuat piranti chip yang merakitnya di Amerika Serikat menghabiskan biaya sekitar 30% lebih banyak dibandingkan merakitnya di kawasan Asia,” kata Pat Gelsinger, CEO Intel, dalam tulisannya yang dimuat oleh laman CNN pada Desember 2021 lalu.

Dalam kesempatan berbeda, Gelsinger menekankan keputusan Intel bangun pabrik prosesor baru belum akan secara signifikan mengurangi krisis chip semikonduktor. Bahkan, kelangkaan piranti semikonduktor yang menghambat produksi berbagai sektor industri itu diramalkannya masih bisa berlanjut hingga tahun 2023 mendatang.

Pemerintah Amerika Serikat secara terbuka menjadikan kelangkaan serta keterbatasan produksi chip semikonduktor sebagai masalah ekonomi yang patut diselesaikan segera. Bahkan pada pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mendorong parlemennya untuk segera meloloskan undang-undang pemberian subsidi kepada produsen chip semikonduktor sebesar US$ 52 miliar.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Reuters, pertumbuhan produksi piranti chip semikonduktor buatan Intel hanya mencapai 0,5% sepanjang tahun 2021. Rendahnya angka penambahan kapasitas produksi itu membuat Samsung Electronic mengambil alih posisi mereka saat ini, sebagai produsen perangkat semikonduktor terbesar dunia.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS