Mungkin Anda sering menemukan suatu produk di berbagai gerai atau toko, baik warung eceran, grosir, minimarket, hingga supermarket. Ketika Anda membutuhkannya, Anda tidak perlu kesulitan untuk membelinya.
Strategi ini disebut dengan strategi intensive distribution. Intensive distribution ini merupakan model distribusi yang spesifik dengan membuat produk dapat tersedia di seluruh toko yang tujuannya untuk meningkatkan penjualan produk.
Untuk memahami lebih dalam mengenai strategi ini, simak penjelasannya pada artikel berikut ini:
Apa itu intensive distribution?
Melansir dari University of Minnesota, perusahaan menggunakan strategi intensive distribution untuk sebisa mungkin menjual produk di berbagai gerai. Pelanggan tidak perlu pusing untuk mengelilingi seluruh toko agar bisa mendapatkan produk ini.
Sebagai contoh adalah beberapa produk minuman, seperti minuman soda, teh, jus, dan sejenisnya yang ketika seseorang haus, maka dia hanya perlu mencari warung atau pusat perbelanjaan terdekat.
Contoh lainnya, seperti produk rokok, snack, permen, shampoo, sabun, telur, susu, roti, atau produk yang memang dibutuhkan oleh banyak orang di berbagai kalangan.
Bisa disimpulkan bahwa produk dari intensive distribution ini memiliki profit margin yang rendah, sehingga volume penjualan menjadi kunci untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi. Makin banyak peluang untuk menjual produk, maka akan kian besar pendapatan yang diperoleh perusahaan.
BACA JUGA: Micromarketing: Capai Target Penjualan dengan Menggali secara Personal
Keuntungan dari intensive distribution
Berikut beberapa keuntungan dari strategi intensive distribution:
1. Meningkatkan brand awareness
Membuat produk tersedia di banyak touch point pelanggan meningkatkan kemungkinkan pelanggan untuk melihat produk, logo, dan strategi marketing lainnya yang mendorong pelanggan agar membeli.
Pelanggan yang terus menerus melihat keberadaan dari produk ini, secara tidak langsung akan membuat pelanggan dapat memahami dan mempelajari dengan sendirinya tentang produk tersebut.
Brand awareness yang terbangun akan mendorong peluang pelanggan untuk membeli produk tersebut ketika suatu saat akan membutuhkan atau tertarik dengan penawaran yang diberikan.
2. Meningkatkan brand loyalty
Intensive distribution menjadikan produk tersedia dan terjangkau dengan mudah sebagai jaminan bahwa pelanggan dapat membeli produk tersebut kapan saja dan di mana saja.
Kondisi ini membantu perusahaan untuk meningkatkan peluang terjadinya pembelian berulang atau repeat purchase ketika pelanggan butuh atau ingin mengonsumsi produk tersebut.
Dengan begitu, akan tercipta brand loyalty sebagai sebuah hubungan erat dengan pelanggan, membantu produk menjadi bagian penting dari kehidupan dan rutinitas pelanggan sehari-hari.
3. Meningkatkan penjualan
Tujuan utama dari strategi intensive distribution adalah menjual produk sebanyak mungkin. Produk yang mudah dijangkau dari berbagai saluran penjualan akan meningkatkan peluang terjadinya lebih banyak penjualan produk.
Ditambah lagi, produk yang cocok dengan strategi ini adalah produk konsumsi sehari-hari yang memang dibutuhkan pelanggan secara rutin atau setiap hari.
BACA JUGA: Tips Membangun CX yang Tepat Demi Membentuk Kebiasaan Pelanggan
Kekurangan dari intensive distribution
Beberapa kekurangan dari strategi ini berkaitan dengan logistik dari produk tersebut, berikut penjelasannya:
1. Membutuhkan persediaan besar
Untuk dapat mendistribusikan produk di berbagai gerai yang mungkin saja tersebar di banyak pulau, provinsi, kabupaten/kota, hingga desa, maka pasokan produk menjadi hal yang penting diperhatikan.
Distribusi produk dengan cakupan luas berarti membutuhkan gudang persediaan yang besar dan pengeluaran biaya penyimpanan yang tinggi. Produk yang ingin dapat dijangkau dengan mudah oleh pelanggan perlu mempertimbangkan berbagai risiko yang berkaitan dengan hal ini.
2. Membutuhkan saluran distribusi yang kompleks
Memasukkan produk ke banyak toko berarti memerlukan jaringan distribusi yang kuat dan besar. Saluran distribusi ini tentu melibatkan distributor hingga grosir yang berperan untuk menjual produk ke toko-toko kecil.
Jaringan distribusi yang baik tentu tidak dapat dibangun dalam semalam, perlu proses dan membangun hubungan yang baik di setiap rute distribusi produk.
3. Tidak ada jaminan penjualan
Meski produk telah hadir di depan mata pelanggan, namun tidak ada jaminan produk benar-benar akan dibeli pelanggan. Strategi intensive distribution berisiko tinggi terhadap pengeluaran.
Dengan begitu, agar strategi ini benar-benar memberikan hasil yang diinginkan, maka perusahaan perlu melakukan riset mengenai perilaku pelanggan yang berhubungan dengan produk tersebut.
4. Bersaing dengan harga rendah
Karena produk yang dijual adalah produk konsumsi harian, produk ini umumnya berfokus untuk dapat memberikan harga yang rendah. Hal ini berarti bahwa produk dengan strategi intensive distribution memiliki profit margin yang rendah untuk setiap penjualan.
Namun, dengan perencanaan distribusi yang baik, proyeksi permintaan yang akurat, dan strategi penjualan yang tepat, maka volume penjualan menjadi kunci peningkatan keuntungan perusahaan.
Demikianlah penjelasan mengenai intensive distribution sebagai strategi menjual produk di berbagai gerai, baik toko kecil hingga skala besar. Tujuannya satu, yaitu meningkatkan penjualan produk dengan memudahkan pelanggan dalam menjangkau dan membelinya kapan saja dan di mana saja.
BACA JUGA: Mass Customization: Ciptakan Produk Secara Massal Namun Personal
Editor: Ranto Rajagukguk