Investasi Korea Selatan Bakal Menyalip Jepang?

marketeers article
Siapa sangka, Korea Selatan (Korsel) merupakan salah satu investor asing terbesar di Indonesia. Negeri Gingseng ini berada di urutan lima negara dengan investasi terbesar di Indonesia. Merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, rasio investasi Korsel mencapai 64,51%. Artinya, sebagian besar rencana investasi Korsel terealisasi. 
 
Bahkan, pada Mei 2015 lalu, BKPM bertemu para investor Korsel yang berkomitmen untuk melakukan investasi di dalam negeri senilai US$ 9,7 miliar. Investasi tesebut terbagi ke dalam berbagai sektor industri, antara lain petrokimia, gasifikasi batu bara, farmasi, peternakan ayam, pakan ternak, dan industri pengolahan jagung.
 
BKPM pun mencatat, sepanjang semester satu 2015, terdapat 310 proyek investasi Korsel dengan nilai investasi Rp 2,01 triliun dan menyerap 35.000 tenaga kerja.
 
S.D Darmono, Komisaris Utama pengelola kawasan industri PT Jababeka Tbk mengatakan, di saat ekonomi nasional sulit, perusahaan Korealah yang berani berinvestasi di Indonesia. “Sejak dua tahun lalu, Korsel yang banyak masuk (investasi). Bukan Jepang atau Tiongkok,” katanya dalam acara pertemuan bersama pengusaha Korsel di Menara Batavia Jakarta, Kamis, (1/10/2015).
 
Kendati demikian, Darmono mengaku, pengusaha Korea sering menemui kesulitan dalam menghadapi regulasi investasi di Indonesia. Sebab itu, perlu forum yang mempertemukan antara pengusaha Korea dengan pemerintah RI. 
 
“Kami juga mengimbau pengusaha Korea untuk memahami bahwa target pemerintah Indonesia menaikkan pajak penghasilan sulit untuk ditawar lagi,” kata Darmono sembari menyebut sudah ada 100 perusahaan Korsel yang berinvestasi di Kawasan Industri miliknya.
 
Di acara yang sama, Kepala Seksi Kerjasama Kelembagaan Kemenaker RI Rosinna Simanulang memaparkan, berdasarkan sebaran Tenaga Kerja Asing (TKA) dari berbagai negara tahun 2014, TKA asal Korea Selatan menduduki posisi tiga besar dengan jumlah 8.172 jiwa, turun dari 9.075 jiwa tahun sebelumnya. “Sedangkan yang tertinggi masih dipegang oleh Tiongkok mencapai 16.328 jiwa, dan Jepang 10.838 jiwa,” paparnya. 
 
Sebaran Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia dari berbagai negara (Sumber: Kementerian Ketenagakerjaan RI)
 
Di sisi lain, berdasarkan sektor industri, TKA yang bekerja di industri perdagangan dan jasa mencapai 36.702 jiwa, di susul sektor industri manufaktur 24.041 jiwa, dan pertanian 8.019 jiwa. Adapun total TKA tahun 2014 mencapai 68.762 jiwa, turun dari tahun 2013 yang sebesar 68.957 jiwa.
 
TKA hanya 0,1%
Dalam keterangan terpisah, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan, jumlah TKA di Indonesia masih terkendali. Pasalnya, rasio jumlah penduduk Indonesia dengan TKA hanya 0,1%. Angka itu, menurut Hanif, masih jauh lebih kecil di bandingkan Singapura yang sebesar 20% dari lima juta jumlah penduduknya (sekitar 1 juta TKA).
 
“Bila bandingkan dengan Qatar atau Uni Emirat Arab yang penduduknya sekitar 45 juta, kita masih kalah jauh. TKA di sana separuh dari total penduduk mereka,” paparnya.
 
Editor: Sigit Kurniawan 

    Related