Investasi Perusahaan AS di Indonesia Gulirkan Ekonomi US$ 130 Miliar

marketeers article
Sumber gambar: Marketeers/Tri Kurnia Y.

AmCham Indonesia dan US Chamber of Commerce meluncurkan hasil riset terbaru bertajuk US Investment: A Partner in Innovation for Indonesia.

Dalam penelitian ini, terpotret bahwa investasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat (AS) mampu menggulirkan ekonomi sebesar US$ 130 miliar atau setara Rp 2.068 triliun (kurs Rp 15.913 per US$).

Lydia Ruddy, Managing Director AmCham Indonesia menjelaskan sejak tahun 2014 hingga 2024 jumlah investasi perusahaan AS di Indonesia mencapai US$ 67 miliar. Dia menyebut investasi yang dilakukan akan terus berkembang dengan fokus yang makin besar seperti di bidang kesehatan dan inovasi digital.

BACA JUGA: Pemerintah Incar Peluang Relokasi Perusahaan AS

“Kehadiran perusahaan AS sangat penting, tidak hanya untuk investasi finansial yang signifikan tapi juga katalis inovasi di berbagai sektor. Perusahaan AS akan terus menjadi mitra setia dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Lydia dalam acara US-Indonesia Investment Summit 2024 di Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Lydia mengeklaim nilai investasi sebesar US$ 67 miliar dalam satu dekade ini jauh lebih tinggi dibandingkan data resmi yang dikeluarkan pemerintah Indonesia. Angka tersebut mencakup semua sektor industri serta aktivitas merger dan akuisisi.

BACA JUGA: Kapitalisasi Pasar Perusahaan Asal China Membayangi Perusahaan dari AS

Perusahaan-perusahaan asal AS terus berupaya melihat peluang bisnis baru yang bisa dikembangkan di Indonesia. Hal itu bisa menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dengan adopsi teknologi terkini di berbagai industri.

“Untuk itu perlu adanya kolaborasi berkelanjutan antara AS dan Indonesia guna mendukung tujuan Indonesia bergabung dengan organisasi kerja sama dan pembangunan ekonomi (OECD) serta menjadi salah satu ekonomi terkemuka pada tahun 2045,” ujarnya.

Di sisi lain, melalui penelitian ini, Lydia mengungkap berbagai tantangan dan peluang yang signifikan dalam meningkatkan kerja sama AS dan Indonesia. Tantangan pertama adalah kompleksitas birokrasi dan ketidakpastian regulasi sehingga sulit menciptakan lingkungan investasi yang berkelanjutan.

Kedua adanya tantangan dari sisi tujuan bersama untuk inovasi digital dan pertumbuhan ekonomi antara Indonesia dan AS. Ketiga perlu adanya peningkatan pengembangan sumber daya manusia melalui reformasi pendidikan dan kemitraan dengan sektor swasta.

“Sedangkan untuk peluangnya yakni besarnya peluang menuju transisi energi menuju energi terbarukan,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS