PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim berencana membangun pabrik soda ash di Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Perseroan bakal membangun pabrik dengan kapasitas produksi sebanyak 300.000 metrik ton per tahun.
Sebagai informasi, soda ash merupakan turunan dari natrium karbonat yang sering digunakan sebagai bahan dasar berbagai industri. Biasanya, bahan ini digunakan untuk produk-produk deterjen, kaca, dan pupuk.
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Bakal Bangun Pabrik Urea Baru di Fakfak
Wildan Hamdani, Ketua Tim Pembangunan Pabrik Pupuk Kalimantan Timur mengatakan perseroan telah menginvestasikan sebesar US$ 200 juta atau setara dengan Rp 3 triliun (kurs Rp 14.869 per US$). Diperkirakan pembangunan pabrik menyerap 1.000 pekerja lokal pada saat puncaknya.
“Pembangunan pabrik ini diperkirakan akan selesai pada kuartal IV tahun 2026. Nantinya, pabrik ini dibangun dengan teknologi tinggi yang ramah lingkungan,” kata Wildan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
BACA JUGA: Susun Roadmap Bisnis 40 Tahun, Pupuk Kaltim Fokus pada Energi Ramah Lingkungan
Menurutnya, ketika telah rampung dibangun dan berproduksi, soda ash yang dihasilkan dari pabrik baru akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Sebab, hingga sekarang Indonesia masih sangat ketergantungan impor soda ash.
Dengan dibangunnya pabrik, Wildan menyebut industri dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan domestiknya sebesar 30%. Dia juga mengeklaim saat ini permintaan domestik terhadap soda ash di perusahaan sudah sangat banyak.
Kendati demikian, Wildan tak menyebut berapa banyak order yang diterima Pupuk Kalimantan Timur sebelum pabrik selesai dibangun.
“Prioritasnya untuk pemenuhan dalam negeri terlebih dahulu, belum untuk ekspor,” ujarnya.
Sementara itu, Hanggara Patrianta, Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kalimantan Timur memperkirakan permintaan soda ash mencapai 1,2 juta metrik ton per tahun pada tahun 2030.
Hal ini didorong oleh pesatnya industrialisasi yang terjadi di Tanah Air. Tingginya permintaan domestik terhadap soda ash tercermin dari jumlah impor yang mencapai 916.000 metrik ton.
Seluruh kebutuhan komoditas ini harus diimpor lantaran belum adanya produsen di Indonesia.
“Untuk kita ketahui bersama pada tahun 2022 kemarin tercatat bahwa impor soda ash untuk kebutuhan domestik mencapai 916 ribu metrik ton per tahun dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 1,2 juta metrik ton per tahun di tahun 2030,” tutur Hanggara.
Editor: Ranto Rajagukguk