Investasikan Rp 556 Miliar, Coca-Cola Bangun Pabrik Daur Ulang Plastik
Produsen minuman berkarbonasi dunia, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) membangun pabrik daur ulang botol plastik di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat. Proyek tersebut berkolaborasi dengan dua perusahaan nasional, yakni PT Amadina Bumi Nusantara dan Mahija Parahita Nusantara.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengatakan pembangunan pabrik menelan investasi sebesar Rp 556 miliar. Diproyeksikan pabrik tersebut dapat menampung sebanyak 25.000 ton sampah botol plastik dalam setahun.
BACA JUGA: Naik 2,8%, Coca-Cola Raih Laba Bersih US$ 2,8 Miliar Meski Harga Naik
“Kita ketahui memang masalah plastik ini menjadi permasalahan dunia dan kalau saya boleh bilang Indonesia paling maju dalam menanganani ini. Pemerintah punya komitmen untuk mengurangi 70% sampai plastik di laut dan sekarang sudah tercapai 35,5%. Sehingga kami sangat berterima kasih kepada perusahaan yang mau membangun pabrik daur ulang botol plastik,” ujar Luhut dalam peresmian pabrik secara virtual, Rabu (8/2/2023).
Menurutnya, dengan adanya pabrik daur ulang plastik bisa mengurangi beban berat yang ditanggung tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang yang mencapai 8.000 ton per hari dari DKI Jakarta. Padahal, secara kapasitas hanya bisa menampung 2.000 ton sampah per hari.
Ke depan, Luhut meminta kapasitas daur ulang pabrik dapat ditingkatkan hingga dua kali lipatnya atau 50.000 ton per tahun. Selain itu, dia juga meminta para produsen minuman kemasan bisa memproduksi botol plastik yang ramah lingkungan.
BACA JUGA: Coca Cola Curi Perhatian dengan Warna Baru
Salah satunya, yakni botol yang bisa terapung di laut. Sebab, selama ini botol plastik yang masuk ke laut selalu tenggelam sehingga sulit untuk dikumpulkan petugas.
“Saya ingin semua pabrik minuman membuat seperti ini baik yang berada di Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sehingga mengumpulkannya mudah. Kemudian kita bangun simpul dan sentranya yang terbesar, ini ekonomi sirkular sehingga anak-anak yang disekitarnya bisa memberikan manfaat ekonomi,” ujarnya.
Sementara itu, Jorge Escudero, President Director untuk Indonesia & Papua New Guinea Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) menekankan pentingnya pendekatan closed-loop, melalui metode pengelolaan sampah kemasan plastik dari botol menjadi botol kembali, yang dapat mengurangi kebutuhan material plastik baru dan menjadikannya sebagai kemasan plastik yang bernilai untuk jangka waktu yang panjang.
Dia juga menggarisbawahi komitmen CCEP Indonesia dan Dynapack Asia melalui Amandina dan Yayasan Mahija dalam memastikan pengumpulan sampah kemasan botol pascakonsumsi secara bertanggung jawab diselenggarakan dengan mengimplementasikan prinsip Hak Asasi Manusia serta pengolahannya secara tepat.
“Langkah ini akan menghasilkan botol berkualitas tinggi dan foodgrade yang aman untuk digunakan kembali, sekaligus mendorong penggunaan kemasan yang berkelanjutan dengan dampak minimal yang ditimbulkan terhadap lingkungan,” kata Jorge.
Editor: Ranto Rajagukguk