Princeton Digital Group (PDG), penyedia pusat data resmi masuk di pasar Malaysia untuk melakukan ekspansi bisnis. Hal ini ditandai dengan investasi yang digelontorkan perusahaan sebesar US$ 450 juta atau setara dengan Rp 6,5 triliun untuk mengakuisisi lahan seluas 31 hektare (Ha) di kawasan Sedenak Tech Park (STeP), Johor.
Asher Ling, Chief Technology Officer (CTO) dan Managing Director PDG Singapura menuturkan akuisisi tersebut dilakukan untuk membangun kampus hyperscale berkapasitas 150 Megawatt (MW). Dia bilang langkah ini merupakan tahap pertama dengan pembangunan awal sebesar 60 MW yang ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal II tahun 2024.
BACA JUGA: PDG Beberkan 5 Strategi Optimasi Pusat Data di Indonesia
“Kami sangat memahami kebutuhan para hyperscaler dalam memperluas jejak mereka di Asia Tenggara, yang membutuhkan akses ke infrastruktur digital terbaik. Sedenak Tech Park, dengan infrastruktur daya dan konektivitas yang kuat serta faktor pendukung lainnya, adalah lokasi yang ideal untuk pengembangan pusat data hyperscale kami,” kata Asher melalui keterangannya, Kamis (25/5/2023).
Menurutnya, ekspansi ke Malaysia merupakan yang keenam kalinya dilakukan setelah Singapura, Cina, dan India. Pusat data ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara agar dapat menyesuaikan kebutuhan pelanggan di seluruh kawasan.
Pesatnya pertumbuhan komputasi awan, e-commerce, dan penggunaan big data di Asia Pasifik telah mendorong pengembangan kapasitas pusat data dan sistem infrastruktur cerdas. Di antara negara-negara di Asia Pasifik, Malaysia merupakan salah satu pasar pusat data kolokasi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan ini, yang terus menarik investor dan operator pusat data.
BACA JUGA: The Little Mermaid 2023: Putri Ariel yang Penasaran dengan Dunia Manusia
Dalam Knight Frank SEA-5 Data Centre Opportunity Index (SEA-5 Index), Malaysia merupakan tujuan utama investasi pusat data, dengan penggunaan 113 MW dan pertumbuhan PDB sebesar 8,7% pada tahun 2022. Sementara itu, Indonesia memperoleh peringkat kedua di antara negara-negara Asia Pasifik lainnya sebagai tujuan investasi pusat data, dengan penggunaan pusat data sebesar 22 MW dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 5,3%.
“Pusat data kami akan menggunakan solusi teknologi terbaru yang canggih dan berkelanjutan. Kami juga secara aktif berkolaborasi dengan mitra dan regulator setempat untuk menyelaraskan berbagai inisiatif penggunaan energi terbarukan untuk menggerakkan fasilitas kami,” ujarnya.
Sementara itu, Datuk Syed Mohamed, President and Chief Executive of Johor Corporation and Chairman of JLG menambahkan saat ini fokus perusahaan adalah untuk memperluas peluang pusat data ketika para investor dan operator sedang memprioritaskan prospek pertumbuhan cepat sektor ini. Melalui penawaran terintegrasi di STeP, perusahaan berkomitmen untuk memperkuat posisi Johor sebagai jantung dari pusat data regional, khususnya dengan kemampuannya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Dia bilang kehadiran PDG di Johor dan STep merupakan validasi kuat akan strategi dan penawaran JLG. Dengan makin banyak perusahaan dan komunitas yang menargetkan untuk memperkenalkan perangkat serta strategi digital generasi mendatang, permintaan akan pusat penyimpanan data yang andal, cerdas, dan tangguh akan meningkat pesat.
“Maka itu, muncullah dorongan bagi kita untuk terus meningkatkan keberlangsungan performa pusat data melalui platform Industrial Internet of Things (IIoT), pemantauan energi dan daya, serta teknologi pendinginan yang inovatif,” tutur Datuk Syed Mohamed.
Editor: Ranto Rajagukguk