Ipsos: 49% Masyarakat Optimistis pendapatan Mereka akan Kembali Meningkat dalam Enam Bulan
Ipsos, perusahaan riset pasar baru saja mengeluarkan hasil survei mengenai perkembangan opini dan perilaku masyarakat Indonesia di era new normal. Survei ini dilakukan Ipsos dengan melibatkan 500 responden warga Indonesia.
Hasil survei ini menemukan, sebanyak 84% masyarakat Indonesia merasakan adanya penurunan pendapatan, bahkan tiga dari 10 orang mengaku pendapatan mereka berkurang lebih dari 50% dibanding sebelum pandemi.
Meski begitu, 49% masyarakat Indonesia optimistis bahwa pendapatan mereka akan kembali meningkat dalam enam bulan ke depan. Salah satu pemicunya adalah sikap pemerintah yang sudah menerapkan kebijakan pelonggaran pembatasan kegiatan perekonomian, re-opening economy.
“Ketika Pemerintah mulai melakukan re-opening economy, baik sektor ritel maupun makro optimistis akan ada perbaikan ekonomi. Pendapatan masyarakat akan meningkat secara bertahap dalam enam bulan ke depan,” Soeprapto Tan, Managing Director Ipsos in Indonesia dalam laporannya.
Head of Ipsos Strategy Indonesia Ilman Hasibuan menambahkan, kita setidaknya dapat melihat 80% kegiatan akan kembali seperti semula. Tentu saja dengan memerapkan standar dan protokol baru untuk menjaga agar pandemi ini tetap terkendali. Lain halnya dari segi kekhawatiran, hasil survei ini menunjukkan 86% masyarakat Indonesia masih memiliki kekhawatiran terhadap penyebaran virus COVID-19.
Kendati demikian, mayoritas masyarakat Indonesia saat ini sudah mampu beradaptasi dengan rutinitas baru dan bergerak maju di era new normal. Bahkan hampir separuh masyarakat Indonesia mengaku pada bulan Juni – Juli mulai memberanikan diri, percaya, dan dapat merasa nyaman untuk melakukan kegiatan di luar rumah.
Selain mempengaruhi pendapatan, pandemi juga merubah pola perilaku masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi, baik dari prioritas pilihan produk maupun saluran pembelian produk. Hasil survei menemukan adanya peningkatan anggaran pengeluaran untuk membeli bahan makanan sebanyak 34%, produk kebersihan 24%, dan produk personal care bertambah 6% dibandingkan sebelum pandemi.
Sedangkan anggaran untuk pembelian produk fesyen (pakaian dan aksesori), elektronik, buku, mainan anak, video games, minuman keras, liburan, pergi ke café dan restoran, serta melakukan aktivitas terkait kebudayaan menurun cukup signifikan hingga 30%.
Begitu juga dengan produk personal care dan produk kebersihan, dengan masing-masing persentase 53%. Jalur pembelian pun berubah signifikan, di mana 62% masyarakat Indonesia memilih untuk membeli kebutuhan pokok dan bahan makanan secara daring dibandingkan jalur konvensional seperti sebelum pandemi.