IRSA 2018: Integrasi Sistem Smart City Dukung Keselamatan di Jalan

marketeers article

Upaya mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas semakin menjadi prioritas pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Hal itu terlihat dalam acara forum sharing session yang merupakan salah satu tahapan penjurian Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2018 . Tema Sharing Session kali ini adalah Kontekstualisasi Smart City dalam Penerapan Program-program Tata Kelola Keselamatan Jalan.

Tahun ini, Surabaya menjadi tuan rumah penjurian IRSA 2018. Namun, begitu kota ini sudah tidak boleh mengikuti ajang penghargaan yang merupakan bentuk kepedulian Adira Insurance pada keselamatan berlalu lintas. Surabaya tidak bisa ikut lantaran sudah menyabet pemenang utama berkali-kali.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang hadir dalam acara sharing session mengatakan bahwa keselamatan di jalan adalah salah satu prioritas utama dalam pemerintahannya. “Saya sangat peduli soal keselamatan di jalan. Rasa-rasanya konyol kalau meninggal akibat kecelakaan. Jadi, saya bisa dibilang cerewet kalau urusan ini,” kata perempuan yang akrab disapa Risma di Surabaya, hari ini (04/09/2018).

Memang, tidak bisa dielakkan penerapan smart city membutuhkan sistem yang saling terintegrasi antarberbagai instansi, khususnya dalam hal penerapan keselamatan jalan. Hal ini juga harus beriringan dengan pengembangan teknologi lalu lintas. Sebagai contoh untuk penerapan smart city yaitu tilang elektronik maupun pemantauan arus lalu lintas. Sehingga di kemudian hari, penerapan smart city mampu membantu mengurangi angka fatalitas kecelakaan di Indonesia. Dan, integrasi sistem ini telah dilakukan Surabaya di bawah kepemimpinan Risma.

Pengembangan suatu kota menjadi sebuah smart city ini juga sejalan dengan program Bappenas, yang menetapkan peta jalan pembangunan perkotaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Julian Noor, Chief Executive Officer Adira Insurance, menambahkan bahwa penerapan smart city wajib diterapkan di kota dan kabupaten.  “Salah satu kota di Indonesia yang telah menerapkan smart city dalam bidang keselamatan jalan adalah Kota Surabaya, yang kali ini menjadi tuan rumah dan dapat dijadikan benchmark untuk Finalis IRSA 2018,” katanya.

Ia menambahkan, sharing session merupakan forum untuk mempertemukan pemerintah kota dan kabupaten finalis dengan instansi terkait sehingga hasil dari forum ini dapat dijadikan referensi untuk menerapkan sistem tata kelola keselamatan jalan yang baik di wilayahnya. Dengan adanya sharing session ini, menjadikan IRSA yang tidak hanya sekedar penghargaan melainkan mampu merangkul berbagai pihak untuk saling bersinergi mewujudkan zero accident di Indonesia.

Di tahun 2018, tercatat sebanyak 137 kota dan kabupaten yang ikut serta dalam IRSA 2018. Dari 137 peserta, terpilih 23 kota dan kabupaten finalis IRSA 2018. Para finalis terpilih, berdasarkan data-data keselamatan jalan seperti jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah kecelakaan, jumlah fatalitas kecelakaan, dan data pendukung lainnya.

“Melalui IRSA kami ingin menggambarkan bahwa perencanaan suatu program juga harus melibatkan berbagai pihak, terutama penerapan tata kelola keselamatan jalan harus berkolaborasi dengan 5 pilar di masing-masing wilayahnya. Harus ada integrated approach dari berbagai pihak,” pungkas Julian

    Related