Isentia Rilis Platform Media Monitoring Baru, PR Value Dianggap Kuno
Perusahaan media monitoring, Isentia baru saja meluncurkan versi terbaru dari platform intelijen media berbasis cloud miliknya Mediaportal Recharge ke pasar Indonesia. Produk baru ini dihadirkan dengan fitur yang lebih praktis, cepat, dan fleksibel untuk berbagai jenis gadget. Platform berdesain minimalis ini juga dirancang utuk mengikuti kemajuan tren media terkini.
“Setiap hari, Mediaportal menangkap dan menyortir pemberitaan dari ribuan media cetak, ratusan channel televisi dan saluran radio hingga jutaan artikel dan postingan di media online dan juga media sosial. Item-item ini kemudian diolah melalui sistem dan disajikan ringkas melalui mobile apps,” kata David Liu, Chief Executive Isentia Asia dalam siaran resminya.
Mediaportal Recharge juga mampu merangkum insight yang relevan secara cepat hingga dapat membantu organisasi dan perusahaan berbagai industri untuk mengikuti tren dan berita terbaru, baik yang langsung bersangkutan dengan brand tersebut mau pun kompetitor.
“Dengan peningkatan teknologi back-end, informasi dan insight yang disampaikan Mediaportal Recharge memiliki value lebih untuk membantu klien dalam membuat keputusan bisnis, serta mempermudah interaksi dengan para stakeholder,” jelas Michael Ignetius, Commercial Director dari Isentia Indonesia.
Dalam format baru ini, Isentia juga memutuskan untuk tidak lagi menggunakan sistem pengukuran PR Value. Sebab, industri komunikasi massa seluruh dunia telah mengumumkan penggunaan ASR (Advertising Space Rate) sebagai tolak ukur yang paling akurat untuk komunikasi dan PR (public relations).
“Untuk memberikan pelayanan optimal berstandar internasional bagi klien kami serta mendukung kemajuan industri, Isentia telah menandatangani perjanjian global dengan AMEC (International Association for Measurement and Evaluation of Communication), bersama dengan negara-negara dan berbagai perusahaan global lainnya, untuk menggunakan ASR sebagai standar ukur dan metodologi paling akurat untuk mengukur komunikasi,” tutup David.
Editor: Sigit Kurniawan