Alibaba ingin membangun Jack Ma Institute of Entrepreneurs di Indonesia. Pendiri Alibaba Group, Jack Ma mengatakan mereka menargetkan dapat mencetak seribu pemimpin teknologi di Indonesia setiap tahun dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Menurut Ma, penting bagi Indonesia untuk berinvestasi dalam meningkatkan kompetensi SDM.
“Karena ketika orang semakin bertambah, pikiran orang berubah, dan keterampilan orang meningkat, maka kita harus dapat memasuki periode digital. Kami akan memberi banyak kesempatan bagi anak muda Indonesia untuk belajar, misalnya melalui pelatihan bagi 300 pengembang dan insinyur tentang pengelolaan komputasi awan,” ujar Ma dirangkaian Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WBG) di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10/2018).
Lebih lanjut, Alibaba siap membantu pertumbuhan bisnis untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia. Untuk itu diperlukan penciptaan ekosistem bisnis yang serba digital. “Kami akan membuat Indonesia menjadi masyarakat nontunai. Dengan demikian, pemerintah bisa lebih efisien dan usaha kecil dan menengah bisa meraup lebih banyak uang,” imbuhnya.
Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, saat ini Alibaba telah menerima beberapa pejabat Indonesia yang ikut pelatihan mengenai perkembangan teknologi digital di China. Para peserta ini melihat langsung fasilitas di sana. Selanjutnya, akan disusul dengan pelatihan untuk para tech leaders. “Kemudian, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan trainning lanjutannya.”
Mengenai materi yang akan diberikan dalam pelatihan di Jack Ma Institute of Entrepreneurs, menurut Menperin, masih digodok bersama dan nanti difinalkan oleh Jack Ma. Beberapa materi yang menjadi fokus perhatian di antaranya terkait tentang pengelolaan komputasi awan (cloud computing), teknologi keuangan (termasuk blockchain), dan infrastruktur internet.
“Sedangkan, pemerintah akan menyiapkan regulasinya, seperti mengenai fintech. Tetapi untuk yang lain, Jack Ma hadir sebagai advisor pemerintah. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan seandainya untuk mendorong sistem bantuan sosial melalui fintech,” paparnya.
Airlangga menegaskan, langkah kolaborasi dalam membangun kualitas SDM dan penerapan teknologi digital ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. “Di dalam roadmap, kita akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 1-2 persen serta potensi penambahan sebesar USD200 miliar di tahun 2030,” ungkapnya.
Ma juga optimistis, pemerintah dan pengusaha di Indonesia bisa segera memsuki era revolusi industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi terkini. “Seluruh bisnis di Indonesia bisa dituangkan menjadi e-cloud, e-commerce, dan e-payment,” pungkasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo