Direct selling atau multi level marketing (MLM) masih memiliki pasarnya tersendiri di tanah air. Bahkan, pemain baru di bisnis ini kian bertambah, seiring dengan keinginan masyarakat Indonesia untuk menjadi pengusaha. JAFRA pun menjadikan Indonesia sebagai pasar menjanjikan.
JAFRA didirikan pada tahun 1956 di California, Amerika Serikat oleh pasangan suami isteri bernama Jan dan Frank Day. Karena itu, nama JAFRA berasal dari singkatan kedua nama pasutri itu. Awalnya, perusahaan ini hanya beroperasi di Paman Sam. Setelah, private equity asal Eropa mengambil alih perusahaan, JAFRA mulai ekspansi ke semilan negara di Eropa, Asia, dan Amerika Latin.
Debutnya di Indonesia pada tahun 2003, di mana dalam kurun waktu lima tahun, PT Jafra Cosmetics Indonesia telah merangkul 234.000 konsultan (sebutan para anggota) yang berasal dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
CEO JAFRA Mauro Schnaidman mengatakan, Indonesia merupakan pasar penting JAFRA di dunia, Negeri ini memberikan kontribusi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Brazil. Di Brazil, JAFRA memiliki lebih dari 600 ribu konsultan.
“Kami sadar, pergerakan kami terbanya berasal dari Jawa Barat dan Jakarta. Menandai ulang tahun kami ke lima ini, kami ingin ekspansi dengan memperkuat keberadaan kami di Sumatera dan Sulawesi,” ujar pria asal Brazil ini yang singgah ke Jakarta, Kamis, (9/8/2018).
Mauro melanjutkan, visi JAFRA adalah memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berwirusaha, khususnya kepada para ibu rumah tangga. Tak heran, 93% konsultan yang bergabung di perusahaannya adalah perempuan.
“Ibu rumah tangga punya potensi menjadi pebisnis di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang ibu. Menariknya, pendapatan mereka dari bisnis sebagian besar dialokasikan untuk kepentingan rumah tangga, termasuk menyekolahkan anak,” terang Clint McKinlay, Vice President, Sales Development, & International Market JAFRA.
Dalam seremoni ulang tahun ke-lima itu, JAFRA telah memiliki tiga brand ambassador atau konsultan dengan level tertinggi yang telah berdedikasi meningkatkan jaringan MLM-nya. Ketiga perempuan; Fitri Gustiana, Ayu Ningrum, dan Vika Lestari masing-masing memperoleh satu unit mobil Mercedes-Benz C200 AMG.
“Banyak stigma negatif mengenai MLM, dan saya sempat termakan stigma itu. Namun, setelah saya tekuni, bisnis ini prospektif. Sebab, memang produknya berkualitas,” kata Vika Lestari, salah satu konsutan asal Sukabumi yang berada di level tertinggi.
Dengan fokus kepada produk-produk kosmetik, JAFRA bersaing dengan beberapa pemain sejenis yang sudah lebih dulu hadir di Indonesia, sebut saja Oriflame dan Amway yang masing-masing fokus di skin care dan multivitamin. Perusahaan mengatakan juga memiliki situs resmi sebagai katalog produk serta rekrutment konsultan baru.
“Kehadiran internet memang mendisrupsi banyak hal, termasuk bisnis MLM. Namun, bagi akmi justtru ini peluang karena internet membuat product knowledge dari konsultan semakin terbantu,” tutur Mauro.
Terlebih, sambungnya, internet membuat awareness JAFRA semakin tinggi, karena kebiasaan konsumen selama ini adalah mencari informasi produk dan brand di mesin pencari dan media sosial sebelum memutuskan pembelian.