Jaga Nyawa di Cipali

marketeers article
Ilustrasi jalan tol Astra Infra (FOTO: Astra Infra)

Mayoritas penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan tol akibat kelalaian pengemudi. Mawas diri, menyiapkan kendaraan yang prima, dan peran optimal pengelola tol serta jaminan asuransi menjadi kunci keselamatan.

Nasib pilu dialami oleh Saevul Anas (30), warga Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Saevul yang sehari-hari bekerja sebagai kenek truk meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal di ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) arah Cirebon menuju Jakarta pada Rabu (16/10/2024).

BACA JUGA: Penambahan Lajur 3 Tol Cipali Ditargetkan Rampung Desember 2024

Truk yang ditumpangi Saevul ini dikemudikan oleh temannya, Joko Wahyu. Mereka sudah melakukan perjalanan selama 12 jam dari Karang Anyar, Jawa Tengah menuju Tangerang, Banten.

Joko yang mengantuk sempat mengalami halusinasi. Dia mengaku berupaya menghindari orang, lalu banting setir ke kiri. Nahas, truk itu terperosok ke pinggir jalan tol hingga oleng.

BACA JUGA: Melihat Cara LMS Antisipasi Kemacetan di Tol Cipali

Sebagai supir yang berada di sisi kanan, Joko selamat. Dia hanya mengalami luka ringan di jempol kakinya. Namun, tidak dengan Saevul yang duduk di sebelah kirinya, yang akhirnya meninggal.

“Mungkin mengantuk, Pak. Jadi saya lihat ada dua perempuan di jalan, saya hindari itu perempuan banting setir ke kiri dan tronton, bablas loncat ke got di pinggir jalan,” kata Joko di RS Abdul Radjak Purwakarta, dikutip Marketeers dari Detik.com.

Sebagaimana yang terjadi pada truk yang dikemudikan Joko, kecelakaan akibat kelalaian dan kelelahan pengemudi memang menjadi bahaya serius. Bukan hanya menyebabkan kerugian materil, tapi juga kehilangan nyawa.

Jalan tol yang memiliki karakteristik “bebas hambatan” sering kali membuat pengemudi terlena. Dalam kondisi yang lelah dan mengantuk, kendaraan yang dipacu kencang bisa menjadi malapetaka. Inilah yang menyebabkan kecelakaan di jalan tol rawan terjadi.

Data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menunjukkan hingga September 2024 kasus kecelakaan di tol secara nasional mencapai 1.207 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 527 orang meninggal dunia, 201 luka berat, dan 2.133 luka ringan. Adapun untuk kerugian materinya ditaksir mencapai Rp 21,1 miliar. Grafik 1.

Sementara itu, tol Cipali yang membentang sepanjang 116 km juga memiliki potensi rawan kecelakaan yang tinggi. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada 2022 menyatakan, tol Cipali termasuk tol dengan tingkat kematian akibat kecelakaan tertinggi di dunia, yakni rata-rata satu korban jiwa per km.

Ruas tol terpanjang di Indonesia yang dikenal sebagai jalur utama menghubungkan Jakarta dengan wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah ini, memiliki desain yang relatif lurus dan panjang.

Meleng, Nyawa Melayang

Imbaun agar ‘waspadalah saat berkendara’ di jalan tol, tidak bisa dianggap remeh. Selain mengecek kendaraan, penting untuk mempersiapkan pengendaranya siap melaju di jalan tol, baik dari segi kesehatan fisik, mental, sampai etika berkendara.

Hal tersebut berkaitan dengan banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas di jalan tol yang disebut terjadi karena faktor internal (diri). Ridwan Ika Purwoko, TRAC Professional Trainer dari kampanye Indonesia Ayo Aman Berlalu Lintas (IAABL) mengamini hal itu.

Dia menyebut biang kerok kecelakaan terbesar di jalan tol memang karena kesalahan manusia (human error) dengan persentase 66% dan diikuti oleh prasarana jalan sebesar 13%.

Kelayakan kendaraan dan kelayakan jalan menyumbangkan kontribusi terhadap kecelakaan masing-masing sebesar 10%. Adapun faktor alam hanya berkontribusi 1% terhadap kecelakaan. Grafik 2.

Ridwan berpendapat sebanyak 80% kecelakaan juga terjadi karena pengemudi terganggu konsentrasinya atau kurang perhatian. Ini kerap disebabkan lantaran kelelahan sehingga tak jarang pengemudi mengalami microsleep saat berkendara.

“Tanda fisik yang sering terjadi biasanya kelopak mata terasa berat, tingkat kewaspadaan menurun, dan sedikit tertidur yang durasinya kira-kira di bawah 30 detik saat berkendara,” ujar Ridwan kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Ada pula faktor lain berupa highway hypnosis, yaitu kondisi ketika pengemudi dalam keadaan setengah pikiran fokus mengemudi dan setengahnya lagi memikirkan hal lain. Penyebabnya, bisa karena ritme jam biologis tubuh yang tidak teratur. Misalnya, sering begadang, sakit hingga depresi.

“Dengan kondisi seperti itu ya saatnya untuk beristirahat, jangan dipaksakan untuk nyetir. Obatnya mengantuk ya tidur, bukan justru menambah kopi,” ujarnya.

Hal yang sangat diperlukan bagi masyarakat agar aman berkendara di jalan adalah melalui pendekatan human-centered. Dia bilang keselamatan berkendara bukan hanya tentang aturan tetapi tentang empati.

Sebab, tak jarang pengemudi berkendara dengan ugal-ugalan tanpa mematuhi aturan guna mengejar kepentingannya masing-masing.

“Menjadi pengemudi yang bijaksana berarti menempatkan kepentingan sesama pengguna jalan sebagai prioritas,” katanya.

Mawas Diri

Untuk meminimalisasi risiko kecelakaan di jalan tol, Ridwan Ika Purwoko yang aktif mengampanyekan Aman Berlalu Lintas (IAABL) menekankan agar selalu mawas diri. Pengemudi harus memiliki empat hal berikut ini selama berkendara:

Pertama, yaitu values yang berarti dalam mengemudi harus pada kondisi yang sehat dan fokus. Kemudian harus bisa mengontrol emosi agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Kedua, pengemudi harus memiliki knowledge dalam berkendara. Misalnya pengguna harus tahu arti rambu berwarna merah berarti larangan berhenti, parkir, menyalip, atau larangan lain.

Rambu kuning peringatan akan ada bahaya di depan pengguna jalan dan rambu biru berarti perintah wajib bagi pengguna jalan.

“Kemudian perencanaan perjalanan hal yang paling penting. Rambu dan marka bisa dipelajari, tapi merencanakan perjalanan ini by experience dan harus banyak literasi yang akan kita gali,” kata Ridwan.

Ketiga, pengemudi harus memiliki tools untuk pemeriksaan atau pengecekan harian (P2H) kendaraan yang akan digunakan. Ini dimulai dengan mengecek kendaraan 360 derajat dari buka pintu driver dan mengelilingi kendaraan guna memastikan kendaraan layak pakai.

Lalu disempurnakan dengan journey monitoring plan (JMP) yang berarti memahami rute perjalanan menuju tujuan dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti kondisi medan jalan, rest area, hingga kecepatan yang akan digunakan untuk sampai tujuan yang mempertimbangkan kondisi lalu lintas.

Keempat, adalah skill atau kemampuan pengemudi. Aspek yang terpenting bagi pengemudi, terutama orang awam harus memperhatikan tiga hal yakni see, think, do.

See berarti mengamati pengemudi lain di sekeliling dan think atau berpikir apa yang akan dilakukan dengan kondisi tersebut. Kemudian do yang berarti pengemudi tahu kapan harus berhenti, beristirahat, dan memulai perjalanan.

“Mengenali mobil yang akan digunakan sangat penting untuk mencegah kecelakaan. Jika menggunakan mobil pinjaman, pastikan seluruh perangkat keselamatan bisa berfungsi dengan baik,” tutur Ridwan.

Sumber: Indonesia Baik Kominfo

Siasat Astra Mitigasi Kecelakaan di Tol Cipali

Dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengemudi di Tol Cipali, PT Lintas Marga Sedaya atau Astra Tol Cipali sebagai pengelola jalan tol ini terus berbenah. Berbagai pembangunan sarana dan prasarana terus ditingkatkan, terutama untuk menyambut pengguna jalan pada saat-saat peak season, seperti mudik Lebaran serta Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Bahkan, di km 188 saat ini telah tersedia fasilitas Command Center yang berfungsi sebagai pos pantau lalu lintas melalui 295 CCTV yang tersebar di setiap satu km sepanjang jalur. Ardam Rafif Trisilo, Sustainability Management & Corporate Communications Dept. Head Astra Tol Cipali mengatakan beberapa langkah yang dilakukan perseroan dalam meningkatkan sarana dan prasarana di Tol Cipali, yakni pengaspalan ulang atau overlay, pelebaran jalan dari dua lajur menjadi tiga lajur, peningkatan rambu lalu lintas, hingga renovasi rest area.

Mereka juga menyediakan 16 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di delapan rest area. Seluruh proyek ini ditargetkan rampung awal Desember 2024 atau tepatnya H-10 Nataru.

Foto: Prayogi Setyo Pratomo, Operation Astra Tol Cipali memberikan arahan fungsi Command Center. Sumber: Astra Group

“Dengan berbagai pembenahan yang dilakukan di Tol Cipali, dapat dipastikan pemudik Nataru yang melintas di Tol Cipali menjadi lebih aman dan nyaman dengan berbagai pelayanan yang lebih baik,” kata Ardam saat ditemui wartawan Marketeers di Rest Area Km 130A Tol Cipali dalam acara Media Tour Kolaborasi Trip to Safety yang diinisiasi Astra Group, Selasa (12/11/2024).

Tidak hanya itu, Astra Tol Cipali juga menghadirkan berbagai unit layanan lalu lintas yang siaga 24 jam. Di antaranya mobil derek, ambulans, unit rescue, dan patrol yang selalu diperhatikan ketika peak season.

Secara terperinci, tugas unit layanan lalu lintas tersebut seperti mobil derek yang akan membantu mobil mogok hingga gerbang tol terdekat secara gratis. Ada juga ambulans yang selalu stand by ketika terjadi kecelakaan, unit rescue yang bertugas mengevakuasi kendaraan ketika terjadi kecelakaan.

Adapun unit mobil patroli tersedia 24 jam yang akan berpatroli keliling Tol Cipali dengan standar pelayanan minimum per 30 menit akan tiba di titik yang sama.

Foto: Unit ambulans, derek, dan patroli yang tersedia di rest area Tol Cipali. Sumber: Astra Group

“Tugas unit patroli ini untuk memantau sekaligus memastikan ada tidaknya sebuah kendala atau memberikan bantuan darurat yang dibutuhkan oleh pengguna Jalan Tol Cipali,” katanya.

Pengelola jalan Tol Cipali juga terus menggencarkan program gerakan keselamatan yang mengacu pada prinsip Education, Engineering, and Enforcement (3E).

Direktur Astra Tol Cipali Rinaldi mengatakan berkat upaya ini angka kecelakaan di jalan tol Cipali mengalami tren penurunan. Per Semester I pada 2024, penurunan kecelakaan itu mencapai 4%.

Sementara itu, angka fatalitas (kematian) juga menurun mencapai 22% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.

“Kami berupaya memberikan layanan jalan tol yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna jalan,” kata Rinaldi dalam keterangan resminya.

Kaitannya dengan edukasi aman berkendara, pihaknya berkolaborasi dengan kepolisian dan Dinas Perhubungan. Itu dilakukan dengan kampanye keselamatan di rest area dan lokasi strategis lainnya.

Para pengendara pun, kata dia, juga mendapatkan Buku Saku Cipali (Busali). Itu berguna sebagai panduan keselamatan berkendara di jalan tol yang pihaknya kelola.

Imbauan aktif di media sosial juga menjadi upaya meningkatkan kewaspadaan dan keamanan berkendara di jalan tol Cipali.

“Gerakan keselamatan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan untuk menciptakan kehidupan sehat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.

Menanggapi hal itu, Ateng Aryono, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyambut baik langkah yang dilakukan Astra Tol Cipali. Segala upaya tersebut berguna untuk meningkatkan sarana dan prasarana jalan tol, terutama menjelang peak season.

Dengan begitu, kelancaran perjalanan masih bisa ditingkatkan. Bagi Organda yang memberikan jasa transportasi, kelancaran perjalanan berarti perputaran ekonomi makin meningkat.

“Secara overall sarana dan prasarana jalan tol, terutama di Cipali cukup lumayan. Tapi biasanya ketika kenaikan demand pengguna jalan tol yang selalu jadi masalah tempat istirahat, jadi manajemen tempat istirahat harus lebih antisipatif,” ujarnya kepada Marketeers melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, Ateng meminta Astra Tol Cipali untuk memberikan peringatan ketika ada perbaikan jalan dengan lebih jauh, misalnya 100 meter atau lebih sebelum memasuki zona jalur yang tengah diperbaiki. Tujuannya, agar bisa memberikan jarak pengereman yang aman ketika memasuki zona perbaikan jalan.

“Kalau kami mengamati di Tol Cipali atau trans Jawa ketika ada perbaikan approach-nya terlalu pendek sehingga pengemudi kerap kaget. Ini hal-hal yang perlu dicatat,” ujarnya.

Foto udara Rest Area KM 456. Sumber: Astra Group

Marketeers berkesempatan untuk melihat langsung berbagai persiapan yang sudah dilakukan oleh pihak Astra Infra Toll Road Cipali dalam menghadapi libur Nataru. Ini dirangkum dalam rangkaian kegiatan Media Tour Kolaborasi Trip to Safety yang diinisiasi oleh Asuransi Astra, Astra Infra, Astra Infra Toll Road Cipali dan Astra Property.

Dari hasil pemantauan, proyek yang tengah dikebut pengerjaannya adalah penambahan lajur ketiga dilakukan di sisi paling kanan jalur. Sebelumnya, pembatas antarjalur di km 87-110 adalah wire rope atau sling baja, dan terdapat lahan kosong di tengahnya yang ditanami tanaman hias.

Namun kini, dengan adanya penambahan lajur, pembatas antarjalur diganti menjadi tembok beton. Di lokasi pembangunan masih tampak sejumlah pekerjaan kerapian dan pengaspalan di proyek penambahan lajur sepanjang 23 km tersebut.

Sampai akhir bulan Oktober 2024, progres pekerjaan pelebaran lajur tersebut mencapai 52%. Adapun targetnya proyek ini diselesaikan pada awal Desember 2024.

Pentingnya Jaminan Asuransi

Bagi pengendara, biasanya kerap mengabaikan peran asuransi, baik untuk kendaraan maupun jiwa sebagai salah satu mitigasi risiko ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Padahal ini merupakan bentuk perlindungan finansial dan ketenangan pikiran ketika melakukan road trip.

Dalam menghadapi risiko kehidupan sehari-hari, seperti kecelakaan, kehilangan kendaraan, atau kematian mendadak, asuransi berperan sebagai jaring pengaman melindungi dari kerugian finansial yang tidak terduga. Laurentius Iwan Pranoto, Head of PR Marcom & Event Asuransi Astra menjelaskan banyak orang yang hingga saat ini salah dalam menafsirkan produk asuransi sebagai sebuah investasi sehingga mereka mengharapkan adanya return dari pembelian produk asuransi.

Padahal, sifat asuransi hanya memindahkan risiko yang sewaktu-waktu bisa terjadi dari diri sendiri ke perusahaan asuransi. Dengan kesalahpahaman itu membuat masyarakat enggan membeli produk asuransi.

“Orang-orang kadang berpikir duit gue kadang tidak balik kalau sudah beli asuransi. Ya memang tidak akan balik, jadi jangan berharap duitnya balik karena prinsipnya asuransi Anda menyiapkan sejumlah dana untuk perlindungan kendaraan apapun yang terjadi,” kata Iwan.

Guna menjawab kebutuhan tersebut, Astra menyediakan asuransi mobil, yaitu Garda Oto serta asuransi kecelakaan diri dan lalu lintas Garda Me. Kedua produk ini telah mendapatkan izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga terjamin keamanannya.

Tidak hanya itu, asuransi tersebut juga membuka layanan darurat 24 jam sehingga makin memudahkan nasabah ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Garda Oto memberikan perlindungan kepada nasabah untuk kendaraannya selama satu tahun penuh apa pun kejadian yang terjadi.

Di antaranya tabrakan, pencurian atau pembegalan, kebakaran, bahkan ketika terjadi kerusakan saat penyeberangan dengan kapal yang telah diawasi oleh Dirjen Perhubungan Darat. Untuk bisa mendapatkan manfaat dari asuransi ini, nasabah bisa memilih dua kategori produk yakni comprehensive atau total loss only.

Secara terperinci, manfaat yang diterima dari kategori comprehensive, yakni menjamin kerusakan sebagian, seperti tergores dan penyok serta kerusakan total yang diakibatkan oleh risiko yang dijamin polis. Usia objek perlindungan minimal sembilan tahun, khusus untuk polis renewal usia maksimal 12 tahun.

Adapun total loss only menjamin kerusakan total yang diakibatkan oleh risiko yang dijamin polis. Risiko tersebut, yakni total loss accident dengan estimasi biaya perbaikan 75% dari harga kendaraan sesaat sebelum kejadian terjadi.

Sementara itu, total loss stolen, yakni kehilangan akibat pencurian. Untuk usia objek perlindungan maksimal 15 tahun.

“Orang yang sudah punya asuransi, pasti hidupnya sudah dipersiapkan untuk risiko apa pun yang terjadi. Artinya dia sayang kepada diri sendiri maupun aset yang dimiliki,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS